Teknologi Pendidikan Filsafat Ilmu
Filsafat dalam
Teknologi Pendidikan merupakan teori umum dari Teknologi Pendidikan, landasan
dari semua pemikiran mengenai Teknologi Pendidikan, atau dapat dikatakan
sebagai teori dasar yang dipakai bagaimana ”Teknologi pendidikan itu
dilaksanakan” sehingga mencapai tujuan.
Pengetahuan dimulai dari
rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai
dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita
tahu dan apa yang belum kita tahu.
Teknologi
pendidikan muncul menjadi isu seiring dengan perkembangan kehidupan manusia dan
kebutuhan akan pendidikan dan pembelajaran.
Oleh karena itu, sebagai sebuah ilmu, teknologi pendidikan juga memiliki
landasan. Salah satunya adalah landasan filosofis yang dapat dikaji melalui
tiga kajian filsafat yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika
teknologi pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology
(pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology
(menelaah tentang nilai guna baik secara umum maupun secara khusus, baik secara
kasat mata atau secara abstrak).
Teknologi
pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar
dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan
sumber teknologi yang memadai. (Richey, R.C. 2008 :
24).
Teknologi
pendidikan adalah Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan
mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang
spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar
manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk
lebih mengefektifkannya. (Commission on
Instructional Technology : 1970)
tujuan utama
teknologi pendidikan/ teknologi pembelajaran adalah membuat agar suatu
pembelajaran lebih efektif. Bagaimana hal itu dilakukan? Dengan cara mendesain,
melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi
dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat
manusia maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970 – an, sudah ada
pandangan bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber
belajar.
Landasan falsafah Teknologi Pendidikan terdiri atas 3
komponen seperti yang diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis
komponen dalam teknologi pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian
ilmu itu apa, jika teknologi pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya
apa), epistemology (pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana),
dan aksiology (menelaah tentang nilai guna baik secara umum maupun secara
khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak).
Ø Ontologi Teknologi Pendidikan
Ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ ontos = being atau ada, dan logos = logic atau
ilmu. Jadi, ontologi bisa diartikan : The theory of being qua
being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan), atau Ilmu
tentang yang ada.
Pandangan ontologi ini secara praktis akan menjadi masalah
utama di dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia
lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena
itu teknologi pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk
memudahkan hubungan siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya.
Peserta didik, baik di masyarakat atau di sekolah selalu menghadapi realita dan
obyek pengalaman.
Dalam
tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso bahwa ontology teknologi pendidikan adalah :
a. Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi
kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun
yang dapat diperoleh secara mandiri.
b. Adanya berbagai sumber baik yang telah
tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkan untuk keperluan
belajar.
c. Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus
yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat
terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.
d. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas
kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar
tersebut secara efektif, efisien, dan selaras.
Ø Epistimologi Teknologi Pendidikan
Epistemologi
berasal dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan, dan logos
berarti teori. Jadi epistemologi dapat
didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.
Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas
banyak persoalan–persoalan pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar,
strategi pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya
proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.
Ø Aksiologi Teknologi Pendidikan
Aksiologi Berasal dari bahasa Yunani Axios (layak,
pantas) dan Logos (Ilmu). Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang
mempelajari nilai. Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat
ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna untuk kita
dalam menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-gejala alam
Dalam kajian aksiologi, yaitu apa
nilai/manfaat pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa
hal, diantaranya :
1.
Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
2.
Penyempurnaan system Pendidikan
3.
Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan
4.
Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran
5.
Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan
6.
Peningkatan partisipasi masyarakat
Ø Hakikat Filsafat Teknologi Pendidikan
Perlu
adanya suatu kajian yang mendalam yang berkaitan dengan akan dibawa ke arah
mana teknologi pendidikan oleh para pengusungnya. Berikut adalah sendi-sendi
kajian yang dapat dikembangkan ke depannya:
1. Apa
yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)
2. Sampai dimana ruang lingkup objek
telaah,?(penggarapan objek telaah)
3. Apakah masih dimungkinkan adanya
telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
Berikut
akan dideskripsikan tentang apa-apa yang dimaksud dalam wujud, penggarapan, dan
hasil penggarapan objek telaah teknologi pendidikan:
1.
Wujud objek telaah
Mengacu
pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT pada tahun 2004, yang menjadi
pokok dalam pembahasannya adalah sangat erat kaitannya dengan sumber belajar.
Penindaklanjutan dari hal tersebut jika diurutkan secara terperinci, antara
lain:
I.
Adanya
berbagai macam sumber belajar termasuk orang, pesan, media, alat, metode, dan
lingkungan.
II.
Perlunya
sumber tersebut dkembangkan, baik secara konseptual maupun secara faktual.
III.
Perlu
dikelolanya kegiatan pengembangan maupun sumber-sumber belajar untuk belajar.
Ketiga hal
di atas merupakan ruang lingkup wujud objek telaah dari teknologi pendidikan.
2.
Penggarapan objek telaah
Usaha
sistematik dan sistemik yang diawali dengan menganalisis masalah tentang
bagaimana agar pembelajaran dapat terfasilitasi, juga efektifitas serta
efisienitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan cara menciptakan,
menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang
tepat.
Rangkaian
argumen tersebut menjadi alasan akan perlunya pendekatan baru yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
I.
Keseluruhan
masalah belajar dan upaya pemecahannya dikelola secara simultan.
II.
Unsur
yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara sistemik.
III.
Penggabungan
proses kompleks di atas harus mengandung daya lipat.
Ketiga
ciri di atas merupakan teknik intelektual yang unik dan dihimpun menjadi
penggarapan objek telaah dari teknologi pendidikan.
.
Hasil penggarapan objek telaah
Dari dua
landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah kegunaan
potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan,
peningkatan partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi
antara pendidikan dan pembangunan
Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan
objek telaah dari teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu.
Terimakasih
BalasHapus