Apakah Membaca Sudah Menjadi Budaya Kita ?
Budaya
merupakan pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sudah sukar diubah (KBBI,2007: 169). Budaya adalah
bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan
rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sanskerta buddhayah
yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Ahmadi
membedakan pengertian budaya dan kebudayaan.
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
karsa, dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan
rasa tersebut (Ahmadi,2007: 58).
Menurut koentjraningrat dalam Setiadi (2008: 26), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Menurut Selo soemardjan dan soelaiman soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.Sedangkan menurut Tylor dalam Setiadi (2008: 27), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai budaya, yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia menjadi suatu kebiasaan yang diperoleh melalui belajar. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari karya, rasa, dan cipta yang di dapat oleh manusia sebagai masyarakat.
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami (KBBI,2007: 83). Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, (2008: 192 – 193) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses menangkap atau memperoleh konsep – konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep – konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut. Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003: 200), mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan.
Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasan yang didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata – kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.
Selanjutnya Sutarno (2006: 27), mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas – batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia (Wikipedia,2011)
Agar siswa dapat membaca dengan efesien perlulah memiliki kebiasaan – kebiasaan yang baik. Kebiasaan – kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto, (2003: 84) adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda – tanda/ catatan – catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh – sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.
Menurut Rozin (2008) Budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap apa – apa saja informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu. Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku, surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya. Dianjurkan untuk membaca berbagai hal yang positif. Informasi yang baik akan membuat hasil yang baik pula bagi anda.
Salah satu sarana yang sangat menunjang tercapainya tujuan pendidikan adalah budaya membaca. Melalui perpustakaan siswa / mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar.
Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan belajar akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekolah itu sendiri.
Pada dasarnya Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah pusat pelayanan dan informasi. Untuk itu setiap pengunjung terutama civitas akademik, berhak mengetahui palayanan dan informasi apa saja yang dapat diperoleh di Perpustakaan Perguruan Tinggi Tersebut. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah/PP No.5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institute, bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi termasuk kedalam Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institute dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Fahmi, 2008).
Menurut Bafadal (2008: 8) fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi edukatif
Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa, guru, dan karyawan. Selain itu, perpustakaan sekolah tersedia buku – buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
2. Fungsi informasi
Bahan – bahan perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah baik buku – buku maupun non – buku seperti majalah, koran peta dan sebagainya, semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan siswa, guru dan karyawan.
3. Fungsi riset
Adanya bahan pustaka yang lengkap, siswa dan guru dapat melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan – keterangan yang diperlukan.
Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan yang ada diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca oleh seluruh warga sekolah / perguruan tinggi. Perpustakaan menjadi salah satu faktor penunjang dalam melestarikan budaya membaca. Selain itu, yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca. Sedangkan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya. Oleh karena itu, kebiasaan membaca dapat menjadi landasan bagi berkembangnya budaya membaca.
Sehubungan dengan minat, kebiasaan dan budaya membaca tersebut Sutarno (2006: 28 - 29) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilalui, yaitu:
1. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik bahwa buku – buku tersebut dikemas dengan menarik, baik desain, gambar, bentuk dan ukurannya.
2. Setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan itu dapat terwujud manakala sering dilakukan, baik atas bimbingan orang tua, guru atau lingkungan di sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut.
3. Jika kebiasaan membaca itu dapat terus dipelihara, tanpa “gangguan” media elektronik, yang bersifat “entertainment”, dan tanpa membutuhkan keaktifan mental. Oleh karena seorang pembaca terlibat secara konstruktif dalam menyerap dan memahami bacaan, maka tahap selanjutnya ialah bahwa membaca menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
NAMUN FAKTANYA ?
Menurut koentjraningrat dalam Setiadi (2008: 26), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Menurut Selo soemardjan dan soelaiman soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.Sedangkan menurut Tylor dalam Setiadi (2008: 27), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai budaya, yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia menjadi suatu kebiasaan yang diperoleh melalui belajar. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari karya, rasa, dan cipta yang di dapat oleh manusia sebagai masyarakat.
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami (KBBI,2007: 83). Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal, (2008: 192 – 193) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses menangkap atau memperoleh konsep – konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep – konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut. Menurut Soedarso dalam Abdurrahman (2003: 200), mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan dan ingatan.
Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasan yang didalamnya terjadi proses berfikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata – kata atau kalimat yang tertulis, menginterpretasikan, dan merefleksikan. Dalam kegiatan membaca juga perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehinnga konsentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.
Selanjutnya Sutarno (2006: 27), mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas – batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia (Wikipedia,2011)
Agar siswa dapat membaca dengan efesien perlulah memiliki kebiasaan – kebiasaan yang baik. Kebiasaan – kebiasaan membaca yang baik itu menurut Gie dalam Slameto, (2003: 84) adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda – tanda/ catatan – catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh – sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.
Menurut Rozin (2008) Budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap apa – apa saja informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu. Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku, surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya. Dianjurkan untuk membaca berbagai hal yang positif. Informasi yang baik akan membuat hasil yang baik pula bagi anda.
Salah satu sarana yang sangat menunjang tercapainya tujuan pendidikan adalah budaya membaca. Melalui perpustakaan siswa / mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar.
Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan belajar akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekolah itu sendiri.
Pada dasarnya Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sebuah pusat pelayanan dan informasi. Untuk itu setiap pengunjung terutama civitas akademik, berhak mengetahui palayanan dan informasi apa saja yang dapat diperoleh di Perpustakaan Perguruan Tinggi Tersebut. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah/PP No.5 tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institute, bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi termasuk kedalam Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institute dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Fahmi, 2008).
Menurut Bafadal (2008: 8) fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi edukatif
Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa, guru, dan karyawan. Selain itu, perpustakaan sekolah tersedia buku – buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
2. Fungsi informasi
Bahan – bahan perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah baik buku – buku maupun non – buku seperti majalah, koran peta dan sebagainya, semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan siswa, guru dan karyawan.
3. Fungsi riset
Adanya bahan pustaka yang lengkap, siswa dan guru dapat melakukan riset yaitu mengumpulkan data atau keterangan – keterangan yang diperlukan.
Tersedianya sarana dan prasarana perpustakaan yang ada diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca oleh seluruh warga sekolah / perguruan tinggi. Perpustakaan menjadi salah satu faktor penunjang dalam melestarikan budaya membaca. Selain itu, yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca. Sedangkan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya. Oleh karena itu, kebiasaan membaca dapat menjadi landasan bagi berkembangnya budaya membaca.
Sehubungan dengan minat, kebiasaan dan budaya membaca tersebut Sutarno (2006: 28 - 29) mengemukakan paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilalui, yaitu:
1. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik bahwa buku – buku tersebut dikemas dengan menarik, baik desain, gambar, bentuk dan ukurannya.
2. Setelah kegemaran tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan itu dapat terwujud manakala sering dilakukan, baik atas bimbingan orang tua, guru atau lingkungan di sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut.
3. Jika kebiasaan membaca itu dapat terus dipelihara, tanpa “gangguan” media elektronik, yang bersifat “entertainment”, dan tanpa membutuhkan keaktifan mental. Oleh karena seorang pembaca terlibat secara konstruktif dalam menyerap dan memahami bacaan, maka tahap selanjutnya ialah bahwa membaca menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
NAMUN FAKTANYA ?
Sering kita bertanya dalam hati, mengapa negara kita susah bersaing
dengan negara-negara lain, apa ada yang salah dalam system perikehidupan
rakyat kita. Seberapakah strata pendidikan, kemampuan dan penguasaan
ilmu pengetahuan yang dimiliki, inovasi dan rekayasa teknologi yang
sudah kita buat, apa yang telah dihasilkan karya-karya monumental
putra-putri Bangsa Indonesia saat ini, semua itu menggelitik di sanubari
para kaum cerdik pandai yang merumuskan dari titik mana kita mau mulai
membenahi bangsa kita. Ternyata para penggiat pendidikan sepakat bahwa
pintu gerbang penguasaan ilmu pengetahuan adalah dengan banyak MEMBACA.
Sebab dengan membaca dapat membuka jendela dunia. Ketika jendela dunia
sudah terbuka, masyarakat Indonesia akan dapat melihat keluar, sisi-sisi
apa yang ada dibalik jendela tersebut. Sehingga cara berpikir
masyarakat kita akan maju dan keluar dari zona kemiskinan menuju
kehidupan yang sejahtera.
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas
bangsa Indonesia, sebab dengan rendahnya minat baca, tidak bisa
mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di
dunia, di mana pada ahirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mengejar kemajuan yang telah
dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu kita kaji apa yang menjadikan
mereka lebih maju. Ternyata meraka lebih unggul di sumber daya
manusianya. Budaya membaca mereka telah mendarah daging dan sudah
menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari harinya. Untuk mengikuti
jejak mereka dalam menumbuhkan minat baca sejak dini perlu kita tiru
dan kita terapakan pada masyarakat kita, terutama pada tunas-tunas
bangsa yang kelak akan mewarisi negeri ini.
Perdaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya,
sedangkan kecerdasan dan pengetahuan di hasilkan oleh seberapa ilmu
pengetahuan yang di dapat, sedangkan ilmu pengetahuan di dapat dari
informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan. Semakin banyak
penduduk suatu wilayah yang haus akan ilmu pengetahuan semakin tinggi
peradabannya.
Budaya suatu bangsa biasanya berjalan seiring dengan budaya literasi,
faktor kebudayaan dan peradaban dipengaruhi oleh membaca yang
dihasilkan dari temuan-temuan para kaum cerdik pandai yang terekam dalam
tulisan yang menjadikan warisan literasi informasi yang sangat berguna
bagi proses kehidupan social yang dinamis.
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas
bangsa Indonesia, sebab dengan rendahnya minat baca, tidak bisa
mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di
dunia, di mana pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mengejar kemajuan yang telah
dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu menumbuh kan minat baca
sejak dini.
Bila sebelumnya membaca identik dengan buku atau media cetak saja,
maka di zaman sekarang yang sudah serba digital, membaca tidak lagi
terpaku pada membaca kertas karna segala informasi terkini teleh
tersedia di dunia maya/ internet dan media elektronik lainnya.
Dengan semakin mudahnya media untuk mendapatkan informasi bacaan maka
sudah seharusnya kita tingkatkan minat baca kita. Di bawah ini langkah
awal untuk meningkatkan minat baca kita :
1. Bangunlah Motivasi Minat Membaca
Meningkatkan minat baca harus dimulai dengan motivasi diri dalam membaca. Bagi saya pribadi pandangan selintas di atas sudah cukup untuk memicu akan pentingnya membaca bagi masyarakat, sebab itu adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan membaca, pandangan kita menjadi terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya.
2. Mulailah Membaca Sesuatu yang Kita sukai.
Salah satu kesalahan terbesar dari seseorang yang ingin mulai membiasakan diri untuk membaca adalah image buku dan bacaan yang sebenarnya ia buat sendiri: berat dan membosankan. Padahal banyak sekali jenis buku dengan karakteristik yang beragam. Saya dulu memulainya dengan membaca cerita fiksi seperti cerpen dan novel, berlanjut ke buku-buku praktis (yang pake kata kunci: cara, langkah, tips, kiat, dll), lalu berlanjut lagi ke buku motivasi dan pengembangan diri, hingga sekarang saya sudah mulai baca buku-buku politik dan sejarah. Satu hal yang pasti: sesuaikanlah dengan minat anda. Agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari hati.
3. Menyisihkan waktu yang tepat dan nyaman untuk Membaca.
Bila anggapan penting membaca itu sudah melekat, maka tidak semuanya yang baca berhasil memindahkan semua informasi yang didapat dari bacaannya itu pada memori otaknya, disebabkan momentum waktunya yang kurang tepat. Atau seringkali malas baca disebabkan waktunya kurang tepat. Beragam orang yang punya momentum baca yang tepat: ada yang suka membaca saat jam pelajaran kosong saat sekolah, atau lagi istirahat di sekolah, ada juga yang nyaman membacanya membaca saat perjalanan, beberapa saat sebelum tidur, dan saat di perpustakaan. Pakailah waktu-waktu yang biasa kita habiskan untuk bengong dan menunggu dengan membaca!
4. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Minat baca harus dipicu dari diri kita untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Kita harus membuat pertanyaan setiap hal yang ada di sekitar kita dan carilah jawabannya di buku. Atau bisa juga melihat-lihat buku di toko atau perpustakaan dan cobalah pertanyakan, “Apasih isi buku ini?” Biasanya rasa ingin tahu dan penasaran sangat efektif untuk menggerakkan diri ini untuk melakukan sesuatu.
5. Minta Seseorang Merekomendasikan Buku
Ini juga salah satu cari yang efektif nih untuk lebih ‘memaksa’ diri ini untuk segera mulai membaca. Karena buku yang direkomendasikan biasanya punya nilai lebih yang akan membuat kita lebih semangat membacanya. Tanyakanlah pada teman, “Eh, punya buku bagus gak? Minjem dong?”
6. Membacalah Seperlunya Saja
Selagi masih belajar membacalah seperlunya saja. Tak usah berlebihan. Keperluan orang itu tergantung dari hasratnya masing-masing untuk memperoleh informasi. Makin perlu anda terhadap informasi, maka sudah pasti kuantitas dan kualitas membaca anda pun pasti akan makin banyak dan baik.
Inilah langkah awal cara, mudah-mudahan dapat memicu kita untuk terus dan terus membaca.
1. Bangunlah Motivasi Minat Membaca
Meningkatkan minat baca harus dimulai dengan motivasi diri dalam membaca. Bagi saya pribadi pandangan selintas di atas sudah cukup untuk memicu akan pentingnya membaca bagi masyarakat, sebab itu adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan membaca, pandangan kita menjadi terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya.
2. Mulailah Membaca Sesuatu yang Kita sukai.
Salah satu kesalahan terbesar dari seseorang yang ingin mulai membiasakan diri untuk membaca adalah image buku dan bacaan yang sebenarnya ia buat sendiri: berat dan membosankan. Padahal banyak sekali jenis buku dengan karakteristik yang beragam. Saya dulu memulainya dengan membaca cerita fiksi seperti cerpen dan novel, berlanjut ke buku-buku praktis (yang pake kata kunci: cara, langkah, tips, kiat, dll), lalu berlanjut lagi ke buku motivasi dan pengembangan diri, hingga sekarang saya sudah mulai baca buku-buku politik dan sejarah. Satu hal yang pasti: sesuaikanlah dengan minat anda. Agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari hati.
3. Menyisihkan waktu yang tepat dan nyaman untuk Membaca.
Bila anggapan penting membaca itu sudah melekat, maka tidak semuanya yang baca berhasil memindahkan semua informasi yang didapat dari bacaannya itu pada memori otaknya, disebabkan momentum waktunya yang kurang tepat. Atau seringkali malas baca disebabkan waktunya kurang tepat. Beragam orang yang punya momentum baca yang tepat: ada yang suka membaca saat jam pelajaran kosong saat sekolah, atau lagi istirahat di sekolah, ada juga yang nyaman membacanya membaca saat perjalanan, beberapa saat sebelum tidur, dan saat di perpustakaan. Pakailah waktu-waktu yang biasa kita habiskan untuk bengong dan menunggu dengan membaca!
4. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Minat baca harus dipicu dari diri kita untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Kita harus membuat pertanyaan setiap hal yang ada di sekitar kita dan carilah jawabannya di buku. Atau bisa juga melihat-lihat buku di toko atau perpustakaan dan cobalah pertanyakan, “Apasih isi buku ini?” Biasanya rasa ingin tahu dan penasaran sangat efektif untuk menggerakkan diri ini untuk melakukan sesuatu.
5. Minta Seseorang Merekomendasikan Buku
Ini juga salah satu cari yang efektif nih untuk lebih ‘memaksa’ diri ini untuk segera mulai membaca. Karena buku yang direkomendasikan biasanya punya nilai lebih yang akan membuat kita lebih semangat membacanya. Tanyakanlah pada teman, “Eh, punya buku bagus gak? Minjem dong?”
6. Membacalah Seperlunya Saja
Selagi masih belajar membacalah seperlunya saja. Tak usah berlebihan. Keperluan orang itu tergantung dari hasratnya masing-masing untuk memperoleh informasi. Makin perlu anda terhadap informasi, maka sudah pasti kuantitas dan kualitas membaca anda pun pasti akan makin banyak dan baik.
Inilah langkah awal cara, mudah-mudahan dapat memicu kita untuk terus dan terus membaca.
Dengan sering membaca, dengan tidak kita sadari akan mengalir
pengetahuan walaupun sedikit lama kelamaan akan menjadi bukit, dampaknya
akan kita rasakan menuntun kita menguasai dunia dengan ilmu pengetahuan
yang berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar