Rabu, 26 Oktober 2016

Aliran – Aliran Pada Ilmu Filsafat



Aliran – Aliran Pada Ilmu Filsafat

            Terdapat  banyak  faham/aliran  dalam  filsafat.  Dalam  setiap  cabang  filsafat,
bahkan  dalam  setiap  tema  perbincangan  filsafat,  pada  akhirnya  akan memunculkan  pandangan-pandangan  yang  beragam.  Pandangan  yang  beragam tersebut merupakan representasi dan adanya faham/aliran yang beragam.

Aliran-aliran itu misalnya:

A.  Aliran-aliran / faham-faham dalam metafisika

- Monisme: hakikat kenyataan dilihat dari kuantitasnya adalah tunggal.
- Dualisme:  hakikat  kenyataan  dilihat  dari  kuantitasnya  adalah  terdiri  dua
 bagian/unsur (misal  hylemorfisme/bentuk dan materi)
- Pluralisme: hakikat kenyataan adalah terdiri dari banyak unjur/jamak
- Idealisme: hakikat kenyataan adalah ide-ide (misal filsafat Plato)
- Realisme : hakikat kenyataan adalah yang nampak.

B.  Aliran-aliran / faham-faham dalam epistemologi

- Rasionalisme: pengetahuan diperoleh lewat proses menalar
- Empirisisme; pengetahuan diperoleh melalui persepsi inderawi Aliran-aliran / faham-faham dalam filsafat Barat yang lain

C.  Aliran - aliran dalam Filsafat Barat yang lain
- Positivisme
             Tokohnya  August  Comte.  Menurutnya  pemikiran  manusia.  pemikiran  dalam
ilmu,  dan  pemikiran  suku  bangsa  manusia  itu  melewati  3  tahap:  teologis,  metafisi,
positif-ilmiah.
            Positivisme (Iawannya khayaian metafisis) populer di Inggris oleh J. Stuart Mill
dan  H.  Spencer.  Abad  20  faham  ini  diperbarui  oleh  ‘lingkaran  Wina’  sebagai  neo-positivisme.
- Eksitensialisrne
            Filsafat  harus  berpangkal  pada  eksistensi  manusia  yang  kongkrit  (aku,  kamu,
dia),  tidak  pada  esensi  manusia  pada  umumnya.  Manusia  pada  umumnya  itu  tak
ada  abstrak.  Yang  ada  itu  ya  orang  ini  dan  orang  itu.  Jadi,  esensi  seseorang
ditentukan  oleh  selama  eksistensinya  (keberadaannya)  di  dunia.  Tidak  lebih.
            Tokoh: F. Nietzsche. S. Kierkegaard, K. Jespers, Heidegger, Sartre.
- Pragmatisme
Lahir  dan  terutama  berkembang  di  AS’tahun  1900.  Sesuatu  dianggap  benar dan  baik  itu  tergantung  manfaatnya.  Kalau  ada  gunanya,  benarlah  itu,  kalau  tidak
ada  gunanya  salah  dan  buruk.  Ide-ide  tidak  bersifat  benar  atau  salah,  melainkan
dibenarkan  atau  disalahkan  oleh  tindakan  tertentu. 
Sepeti  kita  mengenal  pohon\ dan  buah-buahnya,  demikian  pula  kita mengenal  suatu  konsep  dan konsekuensinya.  Kalau  konsekuensi  itu  baik,  maka  teori  atau  konsep  itu  baik, karena  itu  berguna.  Terhadap  sesuatu  tidak  perlu  ditanyakan  ‘apa  itu’,  melainkan ‘apa gunanya’ atau ‘untuk apa’.
Tokoh: W. James(1842-1920), J. Dewey (1859-1914).

- Strukturalisme
Setiap  hal  tersusun  oleh  ‘pola-pola  dasar  yang  tetap’  (pattern).  Filsafat
menyelidiki  ‘patterns’  itu,  meliputi  filsafat,  gejala  agama,  psikiatri,  politikologi.,
budaya, dan seni.
Tokoh: Levi-Strauss, S. Lacan, M. Foucault.

-  Filsafat Analitis (analitic philosophy, linguage philosophy)
            Berkembang  di  Inggris  dan  AS.  Menurutnya  tugas  filsafat  adalah  menyelidiki ‘language game’, rnenunjukkan aturannya, menetapkan logikanya dsb.
Masalah-masalah  filsafat,  teologi  dan  sains  sering  timbul  karena  penggunaan
bahasa  yang  tak  benar  (rumit,  bertele-tele  dsb).  Dengan  analisa  bahasa  dapat
ditunjukkan semua itu karena penggunaan bahasa yang tak sehat.
Tokoh: L. Wittgenstein(1889-1951)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar