Senin, 24 Oktober 2016

Filsafat Skolastik (Dalam Sejarah Islam)



Filsafat Skolastik (Dalam Sejarah Islam)


Filsafat abad pertengahan lazim disebut abad filsafat skolastik. Kata tersebut diambil dari kata schuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Belakangan kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.
Untuk mengetahui corak pemikiran filsafat abad pertengahan, perlu dipahami karakteristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karakteristik yang perlu dimengerti adalah:
i.              Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
ii.            Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
iii.          Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus.

Periode Filsafat Skolastik Islam (Arab)
Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa Daulah Abbasiyah di Bagdad (750-1258) dan Daulah Amawiyah di Spanyol (755-7492). Menurut Hasbullah Bakry, istilah skolastik Islam jarang dipakai dalam Khazanah pemikiran Islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam. Kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan. Periode skolastik Islam dapat dibagi ke dalam empat masa, yaitu       :
1.        Periode Kalam Pertama
Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok mutakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, yakni   :
a.         Khawarij
b.        Murjiah
c.         Qadariyah
d.        Jabariah
e.         Mu'tazilah
f.         Ahli Sunnah
Aliran yang paling menonjol adalah Mu'tazilah yang dimotori oleh Wasil bin Atha dan dianggap sebagai rasionalisme Islam. Aliran ini timbul sebagai jawaban atas tantangan-tantangan yang timbul berupa paham-paham mengenai masalah Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu paham tasybih (antropomorphisme), jabariyah (determinisme), dan khawarij (paham teokratik). Mu'tazilah memberi jawaban dengan konsep-konsep dan ajarannya, yaitu    :
a.         Keesaan Tuhan (al-tauhid)
b.        Kebebasan kehendak (al-iradah)
c.         Keadilan Tuhan (al-'adalah)
d.        Posisi tengah (al-manzilah bain al-manzilatain)
e.         Amar ma'ruf nahi munkar (al-amr bi al-ma'ruf wa al         nahy 'an al-munkar) .
2.        Periode Filsafat Pertama 
Periode filsafat Islam pertama adalah periode munculnya filsuf-filsuf Muslim di wilayah Timur, masing-masing adalah :
a.         Al-Kindi (806-873 M)
b.        Al-Razi (865-925 M)
c.         Al-Farabi (870-950 M)
d.        Ibnu Sina (980-1037 M).
3.        Periode Kalam Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, antara lain      :
a.         Al-Asyi'ari (873-957 M)
Semula ia adalah pengenut Mu'tazilah, tetapi karena tidak puas dengan keterangan-keterangan yang diberikan oleh gurunya, Al-Juba'i, akhirnya ia keluar dari Mu'tazilah. Aliran dan pahamnya disebut Asy'ariyah. Di samping Asy'ariyah juga Al-Matudiri.
b.         Al-Ghazali (1065-1111 M)
Ia adalah sosok Muslim yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Ia bergelar "hujjatul Islam" (benteng Islam).
4.        Periode Filsafat Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan. Dengan tampilnya para filsuf Muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah         :
a.         Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat di kenal Avempace
b.        Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat di kenal Abubacer
c.         Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat di kenal Averroce
5.        Periode Kebangkitan
Periode ini dimulai dengan adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia Islam setelah mengalami kemerosotan alam pikiran sejak abad XV hingga abad XIX. Oleh karenanya, periode ini disebut juga sebagai Renaissans Islam. Di antara tokoh yang berpengaruh pada periode ini adalah Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar