Cabang Ilmu Filsafat
Pengetahuan adalah buah dari
berfikir, sedangkan berfikir itu sendiri adalah sebagai pembeda manusia dengan
makhluk yang lainnya. Ketika manusia mempunyai sebuah masalah, manusia pasti
akan berfikir “apa yang sedang terjadi?”,”dengan cara apa masalah ini bisa
diselesaikan?”,”mengapa ini bisa terjadi?” dan berbagai pertanyaan lainnya.
Dengan berbagai macam pertanyaan,
kita sebenarnya sudah terlibat dalam karya berfilsafat. Karena itu filsafat
pertama-tama merupakan suatu sikap. Ia mempersoalkan cara, metode dan bagaimana
orang mempertanyakan segala sesuatu.
Ilmu filsafat menurut Hasbullah
Backry yaitu filsafat yang mempelajari segala sesuatu secara mendetail atau
mengenai ketuhanan, alam dan kemanusiaan. Filsafat bisa disebut juga sebagai
induk dari segala ilmu. Ilmu ini juga mempunyai beberapa cabang seperti
A. Metafisika
Metafisika adalah pembahasan
tentang keberadaan (Being) --> eksistensi
manusia. Istilah lain metafisika: First philosophy., Knowledge of cause, the
study of being as being., the study of the eternal & immovable.
manusia. Istilah lain metafisika: First philosophy., Knowledge of cause, the
study of being as being., the study of the eternal & immovable.
Cristian Wolf
mengklasifikasikan metafisika menjadi metafisika umum
(ontologi) dan metafisika khusus (yang meliputi teologi metafisik / filsafat
ketuhanan, kosmologi / filsafat alam semesta., dan antropologi metafisik /
filsafat manusia).
(ontologi) dan metafisika khusus (yang meliputi teologi metafisik / filsafat
ketuhanan, kosmologi / filsafat alam semesta., dan antropologi metafisik /
filsafat manusia).
Problem-problem pokok
metafisika
a. Apakah realitas itu?
b. Apakah “Ada” itu “tetap/berubah”?
c. Apakah “Ada” itu satu/banyak’?
d. Apakah hakikat perubahan itu?
a. Apakah realitas itu?
b. Apakah “Ada” itu “tetap/berubah”?
c. Apakah “Ada” itu satu/banyak’?
d. Apakah hakikat perubahan itu?
Peran metafisika bagi ilmu
pengetahuan
a. Mengajarkan cara berpikir cermat dan tak kenal lelah -> enigmatik.
b. Menuntut orisinalitas berpikir -> berupaya menemukan jawaban baru.
c. Memeberikan bahan pertimb. yang matang > wiL presupposition.
d. Membuka peluang terjadinya perbedaan visi dIm melihat realitas -->
ramifikasi lP
B. Epistemologi
a. Mengajarkan cara berpikir cermat dan tak kenal lelah -> enigmatik.
b. Menuntut orisinalitas berpikir -> berupaya menemukan jawaban baru.
c. Memeberikan bahan pertimb. yang matang > wiL presupposition.
d. Membuka peluang terjadinya perbedaan visi dIm melihat realitas -->
ramifikasi lP
B. Epistemologi
Epistemologi is
the Theory of knowledge. Istilah-istilah
lain untuk
epistemologi adalah: Kriteriologi (benar/tidaknya pengetahuan), Critic of
knowledge (kritik terhadap pengetahuan)., Gnosoilogy (pengetahuan llahiah /
Gnosis, logika material (pembahasan logis dari segi isinya).
Objek Epistemologi
Objek material -> pengetahuan
Objek formal -> hakikat pengetahuan
Ciri pengenal ilmu pengetahuan
a. Berlaku umum - tak tergantung faktor-faktor subjektif
b. Otonom -> pengembangan ilmu secara mansiri; kebebasan ilmiah.
c. Dasar pembenaran -> derajat kepastian semaksimal mungkin.
d. Sistematik -> dalam hal susunan penget. dan can memperolehnya
e. Intersubjektif -> kepastiannya lebih dijamin oleh sistem
Tolak ukur ilmu pengetahuan
a. Dimensi fenomenal
1) Masyarakat elit yang konsern pada kaidah2 universalisme,
komunalisme, disinterestedness, skiptisisme terarah.
2) Proses., aktivitas melalui:reflcksi, kontemplasi, imajinasi, observasi,
eksperimentasi komparasi.
3) produk, hasil aktivitas berupa dalil, teori, paradigma, dli.
epistemologi adalah: Kriteriologi (benar/tidaknya pengetahuan), Critic of
knowledge (kritik terhadap pengetahuan)., Gnosoilogy (pengetahuan llahiah /
Gnosis, logika material (pembahasan logis dari segi isinya).
Objek Epistemologi
Objek material -> pengetahuan
Objek formal -> hakikat pengetahuan
Ciri pengenal ilmu pengetahuan
a. Berlaku umum - tak tergantung faktor-faktor subjektif
b. Otonom -> pengembangan ilmu secara mansiri; kebebasan ilmiah.
c. Dasar pembenaran -> derajat kepastian semaksimal mungkin.
d. Sistematik -> dalam hal susunan penget. dan can memperolehnya
e. Intersubjektif -> kepastiannya lebih dijamin oleh sistem
Tolak ukur ilmu pengetahuan
a. Dimensi fenomenal
1) Masyarakat elit yang konsern pada kaidah2 universalisme,
komunalisme, disinterestedness, skiptisisme terarah.
2) Proses., aktivitas melalui:reflcksi, kontemplasi, imajinasi, observasi,
eksperimentasi komparasi.
3) produk, hasil aktivitas berupa dalil, teori, paradigma, dli.
b.
Dimensi struktural
1) Gegenstand yg ingin diketahui
2) Gegenstand terus menerus dipertanyakan Ada alasan, sarana, cara
dalam mempertanyakan gegenstad
3) Temuan yg diperoleh disusun kembali scr sistematis
1) Gegenstand yg ingin diketahui
2) Gegenstand terus menerus dipertanyakan Ada alasan, sarana, cara
dalam mempertanyakan gegenstad
3) Temuan yg diperoleh disusun kembali scr sistematis
Norma-norma sistem ilmu pengetahuan
a. Kewajiban para ilmuwan utk saling menilai -> preestablished impersonal
criteria
b. mengungkapkan hasil secara terbuka
c. menjauhi komersialisme, propaganda, diskriminasi.
d. Kejujuran dlm pengutipan
e. melaksanakan skeptisisme sbg penegasan ideal ketentuan metodologis.
Catatan:
· Ontologi ilmu: ciri sensial dan objek ilmu yang berlaku umum
· Epistemologi ilmu: cara memperoleh kebenaran
· Aksiologi ilmu: tujuan utama ilmu.
Risalah tentang metode: metode descartes
a. Masalah ilmu
1) lepas dari otoritas guru
2) belajar dan alam raya dan diri
b. Kaidah-kaidah pokok meto
1) menerima kebenaran yang diyakini
2) memilah-milah masalah
3) berpikir runtut
4) perincian dan pemer
Kaidah.-kaidah moral
1) mematuhi UU, adat, agama
2) tegas thp pendapat yg meyakinkan/meragukan
3) mengubah diri > merombak dunia
d. COGITO ERGO SUM
e. Masalah dualisme
1) jiwa bernalar (res cogitans)
2) jasmani (res extensa)
f. Pengetahuan spekul
sensial dan objek ilmu yang berlaku umum
Epistemologi ilmu: cara memperoleh kebenaran
Aksiologi ilmu: tujuan utama ilmu.
Risalah tentang metode: metode descartes
otoritas guru belajar dan alam raya dan diri
kaidah pokok metode
menerima kebenaran yang diyakini milah masalah perincian dan pemeriksaan Iengkap
kaidah moral
mematuhi UU, adat, agama, tegas terhadap pendapat yg meyakinkan/meragukan
Teori.-teori kebenaran
a. Korespondensi kesesuaian antara makna & kata, ide & realita, teori & fakta.
b. Koherensi ; saling hubungan antara teori yang satu dengan teori
sebelumnya.
c. Pragmatis; kebenaran proposisi dg konsekuensi2 praktis.
d. Sintaksis; kebenaran proposisi terkait dg tata bat asa.
e. Sern.antik; kebenaran proposisi terkait dg makna/arti.
f. Non-deskripsi; kebenaran proposisi tergantung pd fungsinya..
g. Logis.-berlebihan; setiap proposisi logis telah menunjukkan kejelasan dlm
dirinya.
C. Aksiologi
Axios= nilai;
Logos; teori --> teori ttg nilai
(value). Aksiologi adaiah cabang
fisafat yang menelaah hakikat nilai (keindahan, kebaikan, kegunaan).
Ciri fundamental nilai
a. Dependen; nilai selalu tergantung pada objek.
b. Polaritas; nilai hanya salah satu aspek (negatif/positif, baik/buruk).
c. Hirarkis : ada tingkatan dalam nilai (tinggi rendah)
3. Problem utama aksiologi
a. Kodrat nilai
Apakah nilai berasal dan:
- keinginan -> voluntarisme
- kesenangan -> hedonisme
- pengalaman sinoptik kesatuan kepribadian -> per-sonalisme
b. Jenis nilai : perbedaan pandangan antara nilai intrinsik & nilai instrumental.
c. Kriteria nilai :Ukuran utk menguji nilai yang dipengaruhi teoni psikologi dan logika.
d. Status metafisika nilai
Hubungan antara nilai dan fakta
1) Subjektivisme
2) Objektivismt logis
3) Objektivisme metafIsik
Hierarkhie nilai (Max Scheler)
1) Religius
2) Kekudusan
3) Spiritual.:
- keindahan
- keadilan
- kebenaran
4) Vital (mis. Kesehatan)
5) Kenikmatan (mis.. Kelezatan)
fisafat yang menelaah hakikat nilai (keindahan, kebaikan, kegunaan).
Ciri fundamental nilai
a. Dependen; nilai selalu tergantung pada objek.
b. Polaritas; nilai hanya salah satu aspek (negatif/positif, baik/buruk).
c. Hirarkis : ada tingkatan dalam nilai (tinggi rendah)
3. Problem utama aksiologi
a. Kodrat nilai
Apakah nilai berasal dan:
- keinginan -> voluntarisme
- kesenangan -> hedonisme
- pengalaman sinoptik kesatuan kepribadian -> per-sonalisme
b. Jenis nilai : perbedaan pandangan antara nilai intrinsik & nilai instrumental.
c. Kriteria nilai :Ukuran utk menguji nilai yang dipengaruhi teoni psikologi dan logika.
d. Status metafisika nilai
Hubungan antara nilai dan fakta
1) Subjektivisme
2) Objektivismt logis
3) Objektivisme metafIsik
Hierarkhie nilai (Max Scheler)
1) Religius
2) Kekudusan
3) Spiritual.:
- keindahan
- keadilan
- kebenaran
4) Vital (mis. Kesehatan)
5) Kenikmatan (mis.. Kelezatan)
D. Etika
1. Pengertian
a. Nilai atau norma moral yg menjadi pegangan seseorang atau kelp.org.
b. Kumpulan asas / nilai moral, mis: kode etik.
c. Cabang filsafat yang membahas hakikat baik - buruk.Objek material:
tingkah laku manusia, dan objek formal : baik / buruknya tingkah laku
manusia..
2. Macam etika
a. Etika deskriptif; membahas moralitas secara umum apa adanya ->netral
b. Etika normati f; membahas norma secara kritis --> keputusan
c. Metaetika; analisa logis fliosofis terhadap moralitas
3. Manfaat etika terhadap kehidupan
a. Refleksi kritis -> masalah-masalah moralital terkait dengan dinamika IPTEK
- abortus
- bayi tabung
- klonasi
- rekayasa IP lainnya
b. Gelombang modernisasi -> cara berpikir masyarakat ikut berubah —> etika
berguna menentukan sikap dan pilihan.
c. Sanggup menghadapi ideologi asing
d. Memperteguh keimanan dan kepercayaan dalam beragama..
E. Estetika
1. Pengertian
Estetika adalah suatu teori yang meliputi (1) penyelidikan tentang yang
indah (2) penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni (3)
pengalaman yang berkaitan dengan seni (Kattsof, 1986: 378).
2. Berbagai konsep tentang hakikat seni/keindahan
a. Seni sebagai hasil kegiatan intuisi serta pengungkapan perasaan
b. Keindahan sebagai rasa nikmat yang diobjektivasikan
c. Keindahan sebagai objek tanglapan akali
d. Seni sebagai pengalaman (Ibid : 383).
F. Logika
1. Pengertian
Logika adalah kajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan
sebab - sebab yang mengenai konklusi/kesimpulkan, aturan-aturan itu dapat
dipakai untuk membedakan argumen yang baik dan yang tidak baik.
2. Klasifikasi logika
a. Logika formal, disebut juga logika pernyataan, disebut juga logika
tradisional.
b. Logika material, disebut juga logika simbolik, disebut juga logika modern.
G. Cabang-cabang Filsafat Khusus
Ketika pendekatan filsafati diaplikasi untuk memahami fenomena-fenomena
khusus dalam bidang kehidupan, maka muncul/lahirlah cabang-cabang filsafat
khusus. Contoh, pendekatan filsafati untuk memahami fenomena bidang
keagamaan, maka lahir/muncul filsafat agama; dan sebagainya.
1. Pengertian
a. Nilai atau norma moral yg menjadi pegangan seseorang atau kelp.org.
b. Kumpulan asas / nilai moral, mis: kode etik.
c. Cabang filsafat yang membahas hakikat baik - buruk.Objek material:
tingkah laku manusia, dan objek formal : baik / buruknya tingkah laku
manusia..
2. Macam etika
a. Etika deskriptif; membahas moralitas secara umum apa adanya ->netral
b. Etika normati f; membahas norma secara kritis --> keputusan
c. Metaetika; analisa logis fliosofis terhadap moralitas
3. Manfaat etika terhadap kehidupan
a. Refleksi kritis -> masalah-masalah moralital terkait dengan dinamika IPTEK
- abortus
- bayi tabung
- klonasi
- rekayasa IP lainnya
b. Gelombang modernisasi -> cara berpikir masyarakat ikut berubah —> etika
berguna menentukan sikap dan pilihan.
c. Sanggup menghadapi ideologi asing
d. Memperteguh keimanan dan kepercayaan dalam beragama..
E. Estetika
1. Pengertian
Estetika adalah suatu teori yang meliputi (1) penyelidikan tentang yang
indah (2) penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni (3)
pengalaman yang berkaitan dengan seni (Kattsof, 1986: 378).
2. Berbagai konsep tentang hakikat seni/keindahan
a. Seni sebagai hasil kegiatan intuisi serta pengungkapan perasaan
b. Keindahan sebagai rasa nikmat yang diobjektivasikan
c. Keindahan sebagai objek tanglapan akali
d. Seni sebagai pengalaman (Ibid : 383).
F. Logika
1. Pengertian
Logika adalah kajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan
sebab - sebab yang mengenai konklusi/kesimpulkan, aturan-aturan itu dapat
dipakai untuk membedakan argumen yang baik dan yang tidak baik.
2. Klasifikasi logika
a. Logika formal, disebut juga logika pernyataan, disebut juga logika
tradisional.
b. Logika material, disebut juga logika simbolik, disebut juga logika modern.
G. Cabang-cabang Filsafat Khusus
Ketika pendekatan filsafati diaplikasi untuk memahami fenomena-fenomena
khusus dalam bidang kehidupan, maka muncul/lahirlah cabang-cabang filsafat
khusus. Contoh, pendekatan filsafati untuk memahami fenomena bidang
keagamaan, maka lahir/muncul filsafat agama; dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar