FILSAFAT
PENDIDIKAN
Hello sista dan brother, kita akan membahas mengenai "Filsafat
pendidikan" apa sih filsafat pendidikan? langsung saja, filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan yang
dianut oleh bangsa-bangsa di dunia, namun demikian semua filsafat itu akan
menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut:
1). Apakah pendidikan itu?
2). Apa yang hendak dicapai?
3). Bagaimana cara terbaik
merealisasikan tujuan itu?
Masing-masing pertanyaan ini dapat
dirinci lebih lanjut. Berbagai pertanyaan yang bertalian dengan apakah
pendidikan itu, antara lain :
1). Bagaimana
sifat pendidikan itu?
2). Apakah
pendidikan itu merupakan sosialisasi?
3). Apakah
pendidikan itu sebagai pengembangan individu?
4). Bagaimana
mendefinisikan pendidikan itu ?
5). Apakah pendidikan
itu berperan penting dalam membina perkembangan atau mengarahkan perkembangan
siswa?
6). Apakah
perlu membedakan pendidikan teori dengan pendidikan praktek?
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan apa yang hendak dicapai oleh pendidikan, antara lain :
1). Beberapa
proporsi pendidikan yang bersifat umum?
2). Beberapa
proporsi pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu?
3). Apakah
peserta didik diperbolehkan berkembang bebas?
4). Apakah
perkembangan peserta didik diarahkan ke nilai tertentu?
5). Bagaimana
sifat manusia?
6). Dapatkah
manusia diperbaiki?
7). Apakah
manusia itu sama atau unik?
8). Apakah ilmu
dan teknologi satu-satunya kebenaran utama dalam era globalisasi?
9). Apakah
tidak ada kebenaran lain yang dapat dianut pada perkembangan manusia?
Pertanyaan-pertanyaan yang bertalian
dengan cara terbaik merealiasi tujuan pendidikan, anatara lain ?
1). Apakah
pendidikan harus berpusat pada mata pelajaran atau peserta didik?
2). Apakah
kurikulum ditentukan lebih dahulu atau berupa pilihan bebas?
3). Ataukah
peserta didik menentukan kurikulumnya sendiri?
4). Apakah
lembaga pendidikan permanen atau bersifat tentatif?
5). Apakah
proses pendidikan berbaur pada masyarakat yang sedang berubah cepat?
6). Apakah
diperlukan kondisi-kondisi tertentu dalam membina perkembangan anak?
7). Siapa saja
yang perlu dilibatkan dalam mendidik anak-anak?
8).
Perkembangan apa saja yang diperlukan dalam proses pendidikan?
9). Apakah
dperlukan nilai-nilai penuntun dalam proses pendidikan?
10). Bagaimana
sebaiknya proses pendidikan itu, otoriter, primitif, atau
demokratis?
11). Belajar
menekan prestasi atau terpusat pada pengembangan cara belajar dan kepuasan akan
hasil belajar?
Menurut Zanti
Arbi (1988) Filsafat Pendidikan adalah sebagai berikut.
1).
Menginspirasikan
2).
Menganalisis
3).
Mempreskriptifkan
4).
Menginvestigasi
Maksud menginsparasikan
adalah memberin insparasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide
tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof
memaparkan idennya bagaimana pendidika itu, kemana diarahkan pendidikan itu,
siapa saja yang patut menerima pendidikan, dan bagaimana cara mendidik serta
peran pendidik. Sudah tentu ide-ide ini didasari oleh asumsi-asumsi tertentu
tentang anak manusia, masyarakat atau lingkungan, dan negara.
Sementara itu
yang dimaksud dengan menganalisis dalam filsafat pendidikan
adalah memeriksa teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara
jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep
pendidikan secara utuh tidak terjadi kerancan, umpang tindih, serta arah yang
simpang siur. Dengan demkian ide-ide yang komplek bisa dijernihkan terlebih
dahulu, tujuan pendidikan yang jelas, dan alat-alatnya juga dapat ditentukan dengan
tepat.
Francis Bacon
dalam bukunya The Advencement of Leraning mengemukakan tesis bahwa
kebanyakan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia mengandung unsur-unsur
valitditas yang bermanfaat dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari, bila
pengetahuan itu berisikan dari salah satu konsep yang telah berlangsung selama
bertahun-tahun. Bacon menggunakan logika induktif sebagai teknik krisis atau
analisis untuk menemukan arti pendidikan yang dapat diandalkan. Melalui
pengalaman secara kritis dengan logika induktif akan dapat ditemukan
konsep-konsep pendidikan.
Mempreskriptifkan dalam filsafat
pendidikan adalah upaya mejelaskan atau memberi pengarahan kepada pendidik
melalui filsafat pendidikan. Yang jelaskan bisa berupa hakekat manusia bila
dibandingkan dengan mahluk lain, aspek-aspek peserta didik yang patut
dikembangkan; proses perkembangan itu sendiri, batas-batas bantuan yang bisa
diberikan kepada proses perkembangan itu sendiri, batas-batas keterlibatan
pendidik, arah pendidikan yang jelas , target-target pendidikan bila dipandang
perlu, perbedaan arah pendidikan bila diperlukan sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minat anak-anak.
Johann Herbart
dalam bukunya Scence of education menginginkan agar guru mempunyai
informasi yang dapat dihandalkan mengenai tujuan pendidikan yang dapat dicapai
dan proses belajar sebelum guru ini memasuki kelas. Pondasi pendidikan yang
dikontruksi di atas asumsi yang disangsikan kebenarannya atau di atas tradisi
yang masih kabur perlu segera diganti dengan informasi-informasi yang valid.
Suatu informasi yang direkonstruksi dari atau secara ilmiah.
Yang dimaksud menginvestigasi
dalam filsafat pendidikan adalah untuk memeriksa atau meneliti kebenaran suatu
teori pendidikan. Pendidikan tidak dibenarkan mengambil begitu saja suatau konsep
atau teori pendidikan untuk dipraktikan dilapangan. Pendidik seharusnya mencari
sendiri konsep-konsep pendidikan di lapangan atau melalui
penelitian-penelitian. Untuk sementara filsafat pendidikan bisa dipakai latar
pengetahuan saja. Selanjutnya setelah pendidik berhasil menemukan konsep,
barulah filsafat pendidikan dimanfaatkan untuk mengevaluasinya, atau sebagai
pembanding, untuk kemungkinan sebagai bahan merevisi, agar konsep pendidikan
itu menjadi lebih mantap.
John Dewey dalam bukunya Democracy
and Education menyatakan bahwa pengelaman adalah tes terakhir dari segala
hal. Mereka memandang pengalaman sebagai panji-panji semua filsafat pendidikan
yang mempunyai komitmen terhadap inquiry atau penyelidik. Filosfo
berfungsi memilih pengalaman-pengalaman yang cocok untuk memanjukan efisiensi
sosial. Filsafat pendidikan berusaha menafsirkan proses belajar-mengajar
menurut prosedur pengujian ilmiah dan kemudian memberi komentar tentang nilai
atau kemanfaatannya. Filsafat pendidikan mencari konsekuensi proses belajar
mengajar, apa yang telah dilakukan, apa kelemahannya, dan bagaimana cara
mengatasi kelemahan itu
Para filosof, melalui filsafat
pendidikannya, berusaha menggali ide-ide baru tentang pendidikan, yang menurut
pendapatnya lebih tepat ditinjau dari kewajaran keberadaan peserta didik dan
pendidik maupun ditinjau dari latar gografis, sosologis, dan budaya suatu
bangsa. Dari sudut pandang keberadaan manusia akan menimbulkan aliran
Perennialis, Realis, Empiris, Naturalis, dan Eksistensialis. Sedangkan dari
sudut geografis, sosiologis, dan budaya akan menimbulkan aliran Esensialis,
Tradisionalis, Progresivis, dan Rekontruksionis.
Berbagai aliran
filafat pendidikan tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya
konsep-konsep atau teori-teori pendidikan yang beragam. Masing-masing konsep
akan mendukung filsafat pendidikan itu. Dalam membangun teori-teori pendidikan,
filsafat pendidikan juga mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas
ebenaran berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Dengan kata
lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian
ilmiah.
Beberapa aliran
filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah sebagai berikut :
1). Esensialis
2). Perenialis
3). Progresivis
4). Rekonstruksionis
5). Eksistensialisi
Filsafat pendidikan
Esesialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti
berabad-abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah
kebenaran secara kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan
klasik yang muncul pada zaman Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis
dengan bahasa latin dikenal dengan nama Great Book.
Tekanan
pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika. Dengan
mempelajari kebudayaan Yunani-Romawi yang menggunakan bahasa latin yang sulit
itu, diyakini otak peserta didik akan terarah dengan baik dan logikanya akan
berkembang. Disiplin sangat diperhatikan, pelajaran dibuat sangat berstruktur,
dengan materi pelajaran berupa warisan kebudayaan, yang diorganisasi sedemikian
rupa sehingga mempercepat kebiasaan berpikir efektif, pengajaran terpusat pada
guru.
Filsafat
pendidikan Perenialis bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan.
Tentang bagaimana cara menumbuhkan kebenaran itu pada diri peserta didik dalam
proses belajar mengajar tidaklah jauh berbeda antara esensialis dengan
peenialis. Proses pendidikan meraka sama-sama tradisional.
Filsafat
pendidikan Progresivis mempunyai jiwa perubahan, relativitas,
kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini tidak
ada tujuan yang pasti, begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan
kebenaran itu bersifat relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju
dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan
adalah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini.
Sebagai
konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan adalah
mengembangan peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana berpikir yang
baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode belajar pemecahan masalah yang
dilakukan oleh anak-anak itu sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat pada
anak. Untuk mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip
mendisiplin diri sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi. Perbedaan-perbedaan
individual juga sangat mereka perhatikan dalam pendidikan.
Filsafat
pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme,
yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan,
1983). Meraka bercita-cita mengkonstuksi kembali kehidupan manusia secara
total. Semua bidang kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim.
Ini berupaya merombak tata susunan kehidupan masyarakat lama dan membangun tata
susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan. Proses
belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak banyak berbeda
dengan aliran Progresivis.
Filsafat
pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau
kebenaran adala eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya
manusia didunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena
ada manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh
keputusan komitmennya sendiri. (Callahan, 1983)
Pendidikan
menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu,
memberikesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangkan
pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan komitmen
diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri,
merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok.
Materi yang
dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia.
Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan
individual mereka. Guru harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar
langsung.
nah itulah, pembahasan dari filsafat pendidikan, selamat belajar !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar