Kamis, 27 Oktober 2016

Filsafat Dalam Perkembangan Teologi



Filsafat Dalam Perkembangan Teologi

Sistem filsafat telah memberikan sumbangsih dalam mendorong pikiran manusia yang menghasilkan penemuan dan pengertian rahasia alam. Dalam hal inilah manusia mulai memakai rasio mereka untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang ingin dicapai tersebut, termasuk dalam kemajuan perkembangan dalam ilmu teologi. Pada waktu filsafat menjadi senjata menyerang iman kepercayaan, Penulis memberikan suatu pertanyaan, yaitu: bagaimanakah orang Kristen boleh mempertahankan diri serta memberi jawaban yang cukup kuat? Dan Apakah dampak postif dan negatif dari sumbangsih ilmu filsafat dalam perkembangan ilmu teologi?

Pengertian Filsafat
Secara etismologis, istilah “filsafat”, yang merupakan padanan kata falsafah (bahasa Arab)dan Philosophy (bahasa Inggris), yang berarti philos (kekasih atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan atau kearifan). Jadi, filsafat dapat didefinisikan sebagai yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Menurut Rene Descartes, filsuf Prancis yang termasyur dengan argument Je pense, donc je suis, atau dalam bahasa latin “cogito ergo sum”, mengatakan bahwa filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang paling pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia.
 Dari pernyataan tersebut, bisa dikatakan bahwa filsafat adalah suatu ilmu yang terus mencari sesuatu kebenaran atau ilmu disiplin intelektual tentang natur realita dan penyelidikan terhadap prinsip-prinsip umum mengenai pengetahuan dan keberadaanya. Penulis tertarik dengan pernyataan Dene Descartes mengenai pengertian filsafat yang berunjuk pada segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah Tuhan, alam dan manusia. Dari penyataan tersebut, penulis berpendapat bahwa manusia mulai mencari suatu kebenaran menurut cara pandang seseorang tersebut memandang untuk membuktikan suatu kebenaran tersebut. Filsafat ini melahirkan beberapa ilmu pengetahuan yang dipakai manusia untuk mencari suatu kebenaran.


Pengertian Teologi
            Teologi dalam bahasa Yunani disebut θεος, theos, "Allah SWT, Tuhan", dan λογια, logia, "kata-kata," artinya  "ucapan," atau "wacana" adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Dengan demikian, teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Substansi teologi adalah “saya percaya bahwa Tuhan ada sesuai dengan pernyataan Alkitab. Dan saya percaya seluruh keterangan tentang penjelasan yang ada pada Alkitab”.  

Pengaruh Filsafat dalam Perkembangan Teologi
Setelah mengetahui secara singkat pengertian mengenai filsafat dan teologi. Penulis mencoba mencari akar masalah yang akan dibahas mengenai, Apakah ada pengaruh filsafat dalam perkembangan teologi? Dan apa dampak positif maupun negative perkembangan filsafat tersebut dalam perkembangan teologi hingga saat ini?
Teologi adalah suatu sistem kepercayaan tentang Allah SWT, sifat manusia, dunia, gereja, dan topik-topik lainnya yang berhubungan dan dirumuskan untuk memampukan orang-orang Kristen memahami dan menerima iman mereka. Secara klasik, filsafat senantiasa terlibat dalam perkembangan sistem-sistem dalam menafsirkan realitas. Jika kita mengetahui secara ringkas tentang awal mula terjadinya filsafat karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi manusia mulai berikir rasional, bahkan dalam ilmu teologi, menurut Jan Hendrik,  yaitu:
·         Ketakjuban, artinya manusia mulai kagum dengan terjadinya suatu proses alam, yang memiliki subjek dan objek dalam penelitian kekaguman tersebut.
·         Ketidakpuasan, artinya manusia ingin keluar dari setiap mitos-mitos dan mite-mite yang terus menjadi penghalang untuk berkembang. Sehingga ketidak puasan itu membuat manusia terus menerus mencari penjelasan dan keterangan yang lebih pasti dan menyakinkan.
·         Hasrat bertanya, artinya manusia ketika mengalami ketakjuban dan ketidak puasan, maka manusia mulai memiliki pertanyaan yang radikal untuk mencari suatu kebenaran. Pertanyaan tidak boleh dianggap sepele karena pertanyaanlah membuat kehidupan serta pengetahuan manusia berkembang dan maju.
·         Keraguan, artinya manusia sebagai penanya mempertanyakan sesuatu kebenaran dengan maksud untuk memperjelas dan membuktikan suatu kebenaran tersebut, sehingga muncul keraguan tentang sesuatu kebenaran yang ada, dan terus mencari.
Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa ada pengaruh yang diberikan filsafat bagi ilmu pengetahuan manusia yang dipakai hingga sampai hari ini. Setelah beberapa hal dibahas diatas, maka dari keempat hal tersebut, muncullah teologi yang sama dengan pandangan Dene Descartes, yang membahas tentang Tuhan, dunia, dan manusia. Pandangan ini muncul akibat manusia mulai bertanya-tanya dan mulai mencari suatu kebenaran.
            Dalam hubungan filsafat dan teologi, Millard J. Erickson, menyatakan bahwa:
·         Teologia dan filsafat tidak ada hubungan sama sekali. Pendapat ini dicetuskan oleh Tertulianus (160-230)
·         Teologi dapat diuraikan dengan jelas oleh filsafat (Augustinus).
·         Teologi kadang-kadang diteguhkan oleh filsafat (Thomas Aquinas).
·         Teologi juga dapat dinilai oleh filsafat (Aliran Deisme).
·         Dalam beberapa kasus tertentu filsafat bahkan member isi kepada teologi (Georg Hegel).
Dari kelima hal ini dapat dikatakan bahwa filsafat memiliki hubungan yang sangat penting terhadap teologi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar