Filsafat Yunani Klasik
Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman
keemasan Filsafat, karena pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada periode yunani klasik ini perkembangan
filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat
orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah
sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini dengan
keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama
memparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga
keberadaan sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban athena.
Ajaran para sofis sangat berbeda dari ajaran para filsuf sebelumnya. Mereka
tidak tertarik pada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai
filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-awang. Mereka mengkritik
filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebih
konkret seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan politik. Hal-hal inilah
yang dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan dikembangkan untuk
kelangsungan Negara.
Diatas telah disebutkan bahwa timbulnya kaum sofis karena akibat dari
minat orang terhadap filsafat. Akan tetapi, terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu sebagai
berikut :
a. Perkembangan secara pesat kota athena dalam
bidang politik dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan kota athena menjadi ramai,
demikian juga para ahli pikir atau intelektual yang mengunjungi athena. Dengan
demikian, athena menjadi kota yang berkembang sangat pesat dalam bidang
intelektual maupun bidang kultural
b. Setelah kota athena mengalami keramaian
penduduknya yang bertempat tinggal, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan
tidak terelakkan lagi karena desakan kaum intelektual. Lebih-lebih kota athena
sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik
kamu mudanya.
c. Karena pemukiman perkotaan bangsa yunani biasanya
terletak di pantai, kontak dan pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat
terelakkan lagi. Hingga akhirnya, orang-orang yunani banyak mengenal berbagai
kebudayaan, dan sekaligus terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga dengan
terbukanya masyarakat yunani terhadap budaya luar akan membuat orang-orang
yunani menjadi dinamis dan berkembang.
Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran sofisme ini terdapat
perbedaan, yaitu ada yang menganggap aliran sofisme ini sebagai aliran yang
merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya ada yang menganggap bahwa aliran
sofisme ini mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir kritis. Aspek
positif dari adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan
yunani, yaitu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai objek
pemikiran filsafat. Aspek negatifnya adalah membawa pengaruh yang tidak baik
terhadap kebudayaan yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral)
dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran
karena sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.
A.
Filsuf-Filsuf Yunani Klasik
Hal terpenting dengan munculnya sofisme ini adalah mempunyai peran yang
sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran pemikiran filsafat yunani
klasik yang di plopori oleh beberapa orang filsuf nya, antara lain adalah :
Socrates ( 470-399 SM )
Ia adalah anak dari seorang pemahat sophroniccos, dan ibunya bernama
phairnarete, yang pekerjaannya adalah seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe
yang dikenal sebagai seorang yang galak dan keras. Ia berasal dari keluarga
yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit
athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka
terhadap urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada
filsafat, yang akhirnya membawa ia dalam kemiskinan.
Socrates merupakan guru Plato,
mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita.
Socrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat
diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak
pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis,
Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian
dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap
relatifisme (pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia) yg
pada umumnya dianut para sofis.
Menurut Socrates tidak benar bahwa
yg baik itu baik bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik
mempunyai nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh
semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa
keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut
intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg
berlaku bagi semua manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan
metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya
ini Socrates dihukum mati.
Filsafat Socrates banyak membahas
masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan
bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan kesehatan jiwa. Prasyarat utama
dalam hidup manusia adalah jiwa yang sehat. Jiwa manusia harus sehat terlebih
dahulu agar tujuan-tujuan hidup yang lainnya dapat di raih. Akhirnya adalah
socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidi manusia secara
keseluruhan, yaitu dengan mengharfai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut
banyak nilai yang di hasilkan.
Plato ( 427
- 347 SM )
Menurut Plato, tanpa
melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal
intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu
memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan,
kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan pendekatan yang
sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem
filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara
dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada
(menjadi, "becoming"). Plato salah seorang murid Socrates yang hidup
antara 427 – 347 SM.
Plato adalah salah satu
dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-4 SM yang gagasannya banyak
dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir selanjutnya, termasuk
gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi perhatian Plato
dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak, setelah masa filosofis,
Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius dengan gagasannya
tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai pendorong gerak untuk mencari hakikat
dari kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia
digambarkan sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era
Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang
diyakin oleh mereka yang mengenal benar pikiran Plato.
Salah satunya yang
kontroversial dan mengundang pertanyaan banyak orang dan para arkeolog adalah
hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua Yang Tenggelam, yang
konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak benua “Nesos” atau
“Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal. Demikian tingginya
peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap pada para
penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli purbakala yang
berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap ditelan
tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis mirip
dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada tanggal
26-12-2004 yang lalu.
Sebagai titik tolak
pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama, mana yang
benar yang berubah-rubah ( Heracleitos ) atau yang tetap ( Parmenides ). Mana
yang benar antara pengetahuan yang lewat indra dengan pengetahuan yang lewat
akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan pengalaman,
sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal di sebut pengetahuan akal.
Jadi, dengan ajarannya tentang ide, telah berhasil menjembatani pertentangan
pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato mengemukakan bahwa ajaran dan
pemikiran Herakleitos itu adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman.
Sebaliknya pendapat dan juga pemikiran Parmenides juga adalah benar, tetapi
hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal saja.
Sebagai puncak dari
pemikiran plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam polites
dan nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya untuk memperbaiki
keadaan negara yang dirasakan buruk. Konsep tentang negara didalam nya terkait
dengan etika dan teori tentang negara. Untuk konsepnya tentang etika sama
seperti socrates gurunya, yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik,
dan untuk hidup yang baik maka di tuntut pula lah adanya negara yang baik.
Aristoteles ( 384 – 322
SM )
Aristoteles lahir di
Stageira, Yunani Utara, Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia
Amyntas. Ketika umur 17 tahun Ia dikirim
ke Athena untuk belajar ke Plato pada sekolah Akademi. Pada akhirnya
Aristoteles mendirikan sekolah yang diberi nama Peripatacici bermakna
berjalan-jalan. Sistem
pengajaran yang diberikan sambil jalan-jalan di taman. Aristoteles disebut
dengan aliran realis, karena mendasarkan pemikirannya pada pengalaman
kemudian memberikan uraian mendasar mengenai data-data pengalaman. Karya
aristoteles dapat dibagi atas 8 bagian, mengenai logika, filsafat alam,
psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, retorika, dan
poetika. Ia juga mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal
ini disebutnya dengan nama analytika, yaitu ilmu penalaran yang
berpangkal pada premis yang benar, dan dialektika, yaitu ilmu penalaran
yang berpangkal pikir pada hal-hal yang bersifat tidak pasti (hipotesis).
Berikut ini akan di
uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles, antara lain adalah :
a.
Ajaran tentang Logika
Menurut aristoteles,
berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian
sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi ( sifat
yang umum ), dan aksidensia ( sebagai sifat yang secara tidak kebetulan ).
b.
Ajaran tentang silogisme
Menurutnya, pengetahuan
manusia hanya dapat di mmunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi.
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang bersifat
khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifat ny umum. Sementara itu deduksi
adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan
lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
c. ajaran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles
mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu :
-
Ilmu Pengetahuan Praktis ( Etika dan Politik )
-
Ilmu Pengetahuan Produktif ( Teknik dan Kesenian )
-
Ilmu pengetahuan teoretis ( fisika, matematika, metafisika )
d. Ajaran tentang aktus dan potensia
Mengenai realitas yang ada,
Ia tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada
pada dunia ide. Sedangkan menurut dia yang ada itu berada pada hal-hal yang
khusus dan konkret.
e.
Ajaran tentang pengenalan
Menurutnya, terdapat
dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan
pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda
dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sedangkan dengan pengenalan rasional
kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari sesuatu benda.
f.
Ajaran tentang etika
Aristoteles mempunyai
perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan di peruntukkan
sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum kesusilaan. Menurut
pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan
manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.
g.
Ajaran tentang Negara
Menurutnya, negara akan
damai apabila rakyatnya juga damai, negara yang paling baik adalah negara
dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan
Undang-undang Dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar