Senin, 24 Oktober 2016

Filsafat Yunani Klasik



Filsafat Yunani Klasik
Periode Yunani kuno ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada periode ini lah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama memparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban athena. Ajaran para sofis sangat berbeda dari ajaran para filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik pada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-awang. Mereka mengkritik filsafat-filsafat sebelumnya. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebih konkret seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan politik. Hal-hal inilah yang dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan dikembangkan untuk kelangsungan Negara.
Diatas telah disebutkan bahwa timbulnya kaum sofis karena akibat dari minat orang terhadap filsafat. Akan tetapi, terdapat tiga faktor yang  mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu sebagai berikut :
a.        Perkembangan secara pesat kota athena dalam bidang politik dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan kota athena menjadi ramai, demikian juga para ahli pikir atau intelektual yang mengunjungi athena. Dengan demikian, athena menjadi kota yang berkembang sangat pesat dalam bidang intelektual maupun bidang kultural
b.       Setelah kota athena mengalami keramaian penduduknya yang bertempat tinggal, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan tidak terelakkan lagi karena desakan kaum intelektual. Lebih-lebih kota athena sebagai pusat politik sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik kamu mudanya.
c.        Karena pemukiman perkotaan bangsa yunani biasanya terletak di pantai, kontak dan pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat terelakkan lagi. Hingga akhirnya, orang-orang yunani banyak mengenal berbagai kebudayaan, dan sekaligus terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga dengan terbukanya masyarakat yunani terhadap budaya luar akan membuat orang-orang yunani menjadi dinamis dan berkembang.
Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran sofisme ini terdapat perbedaan, yaitu ada yang menganggap aliran sofisme ini sebagai aliran yang merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya ada yang menganggap bahwa aliran sofisme ini mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir kritis. Aspek positif dari adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan yunani, yaitu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya adalah membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral) dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran karena sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.

A.           Filsuf-Filsuf Yunani Klasik
Hal terpenting dengan munculnya sofisme ini adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran pemikiran filsafat yunani klasik yang di plopori oleh beberapa orang filsuf nya, antara lain adalah :
Socrates ( 470-399 SM )
Ia adalah anak dari seorang pemahat sophroniccos, dan ibunya bernama phairnarete, yang pekerjaannya adalah seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang galak dan keras. Ia berasal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya membawa ia dalam kemiskinan.
Socrates merupakan guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Socrates sendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak pemikir Yunani lain, terutama melalui karya plato. Sebagaimana para sofis, Socrates memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman keseharian dan kehidupan kongkret. Perbedaannya terletak pada penolakan Socrates terhadap relatifisme (pandangan yg berpendapat bahwa kebenaran tergantung pada manusia) yg pada umumnya dianut para sofis.
Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik itu baik bagi warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai nilai yg sama bagi semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah pandangannya yg menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan ini kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan suatu etika yg berlaku bagi semua manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan definisi-definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates dihukum mati.
Filsafat Socrates banyak membahas masalah-masalah etika. Ia beranggapan bahwa yang paling utama dalam kehidupan bukanlah kekayaan atau kehormatan, melainkan kesehatan jiwa. Prasyarat utama dalam hidup manusia adalah jiwa yang sehat. Jiwa manusia harus sehat terlebih dahulu agar tujuan-tujuan hidup yang lainnya dapat di raih. Akhirnya adalah socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidi manusia secara keseluruhan, yaitu dengan mengharfai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang di hasilkan.
Plato ( 427 - 347 SM )
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming"). Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 SM.
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak, setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagai pendorong gerak untuk mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakin oleh mereka yang mengenal benar pikiran Plato.
Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal. Demikian tingginya peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap pada para penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli purbakala yang berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap ditelan tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis mirip dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada tanggal 26-12-2004 yang lalu.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama, mana yang benar yang berubah-rubah ( Heracleitos ) atau yang tetap ( Parmenides ). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan pengalaman, sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal di sebut pengetahuan akal. Jadi, dengan ajarannya tentang ide, telah berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya pendapat dan juga pemikiran Parmenides juga adalah benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal saja.
Sebagai puncak dari pemikiran plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam polites dan nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk. Konsep tentang negara didalam nya terkait dengan etika dan teori tentang negara. Untuk konsepnya tentang etika sama seperti socrates gurunya, yaitu tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik, dan untuk hidup yang baik maka di tuntut pula lah adanya negara yang baik.
Aristoteles ( 384 – 322 SM )
Aristoteles lahir di Stageira, Yunani Utara, Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Ketika umur 17 tahun  Ia dikirim ke Athena untuk belajar ke Plato pada sekolah Akademi. Pada akhirnya Aristoteles mendirikan sekolah yang diberi nama Peripatacici bermakna berjalan-jalan. Sistem pengajaran yang diberikan sambil jalan-jalan di taman. Aristoteles disebut dengan aliran realis, karena mendasarkan pemikirannya pada pengalaman kemudian memberikan uraian mendasar mengenai data-data pengalaman. Karya aristoteles dapat dibagi atas 8 bagian, mengenai logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, retorika, dan poetika. Ia juga mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya dengan nama analytika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang benar, dan dialektika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang bersifat tidak pasti (hipotesis).
Berikut ini akan di uraikan tentang beberapa pemikiran Aristoteles, antara lain adalah :
a.         Ajaran tentang Logika
Menurut aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua golongan, yaitu substansi ( sifat yang umum ), dan aksidensia ( sebagai sifat yang secara tidak kebetulan ).
b.        Ajaran tentang silogisme
Menurutnya, pengetahuan manusia hanya dapat di mmunculkan dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang bersifat khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifat ny umum. Sementara itu deduksi adalah proses berpikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk mencapai kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.
c.         ajaran tentang pengelompokan ilmu pengetahuan
Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu :
-       Ilmu Pengetahuan Praktis ( Etika dan Politik )
-       Ilmu Pengetahuan Produktif ( Teknik dan Kesenian )
-       Ilmu pengetahuan teoretis ( fisika, matematika, metafisika )
d.        Ajaran tentang aktus dan potensia
Mengenai realitas yang ada, Ia tidak sependapat dengan gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide. Sedangkan menurut dia yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan konkret.
e.         Ajaran tentang pengenalan
Menurutnya, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenalan indrawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan indrawi kita hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda dan hanya mengenal hal-hal yang konkret. Sedangkan dengan pengenalan rasional kita akan dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikat dari sesuatu benda.
f.         Ajaran tentang etika
Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika. Karena etika bukan di peruntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.
g.        Ajaran tentang Negara
Menurutnya, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai, negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-undang Dasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar