Jumat, 21 Oktober 2016

Naturalisme ~ Filsafat



Filsafat Naturalisme


Naturalisme adalah sebutan untuk diberikan kepada pandangan filosofis yang memberikan suatu peranan menentukan atau bahkan suatu peranan eksklusif kepada alam. Naturalisme juga memiliki sifat hukum alam dengan ciri kualitatif dan ciri kuantitatif. Ciri kualitatif yaitu suatu ciri yang melekat pada gejala alam dan muncul pada berbagai masa perkembangan alam. Sedangkan ciri kuantitatif merujuk pada kenyataan bahwa gejala alam memiliki besaran tertentu yang dapat dihitung dan dapat diukur secara sistematis.
Dalam naturalisme terdapat beberapa ajaran, antara lain: Monoistik, Antisupernaturalistik, Ilmiah, dan Humanistik. Monoistik mengajarkan bahwa alam adalah satu-satunya kenyataan. Alam adalah abadi, bekerja sendiri, memenuhi dirinya sendiri, bergantung pada dirinya sendiri. Alam tidak transenden. Alam tidak ada reinkarnasi.
Antisupernaturalistik mengajarkan semua gejala dapat dijelaskan berdasar pada saling hubungan yang inheren dari peristiwa-peristiwa alami. Tidak ada kenyataan kecuali proses dalam ruang dan waktu. Tidak ada sebab-sebab yang bukan alami. Alam memiliki strukturnya sendiri.
Menurut ajaran ilmiah, Gejala-gejala alam dapat secara memadai dijelaskan dengan meningkatkan metodologi ilmu. Semua gejala dalam prinsipnya dapat dijelaskan dengan metode-metode ilmiah. Semua gejala dapat dapat dijelaskan dalam metodologi ilmiah. Pengetahuan dapat diperoleh hanya dengan metodologi ilmu yang logis-empiris. Intuisi, pengalaman, mistik, kepercayaan, dan wahyu ditolak sebagai sarana untuk mengantarkan pada kebenaran.
Humanistik mengajarkan bahwa kemanusiaan adalah salah satu dari banyak manifestasi alami dari alam semesta. Kodrat etis dan estetik manusia memiliki dasar pada gejala-gejala alami. Nilai-nilai dibuat oleh manusia tetapi secara realistik berdasarkan pada keadaan-keadaan alam. Nilai-nilai tidak memiliki sumber atau sanksi.
 Kosmologi dianggap sebagai pendahulu ilmu pengetahuan alam. Istilah kosmologi sering dilawankan dengan kata chaos (ketiadaan bentuk). Dalam mitologi Yunani, chaos diyakini sebagai makhluk hidup pertama. Keyakinan mistis tersebut mendapat tentangan luas di Ionia. Para pemikir Ionia mengatakan bahwa terdapat keteraturan dalam pergerakan alam yang memungkinkan manusia untuk mempelajari rahasia-rahasia tersembunyi di dalamnya.
Dalam membentuk pemahaman, kosmolog mengusulkan bahwa sejarah alam semesta telah diatur sepenuhnya oleh hukum-hukum fisika. Teori alam semesta tersebut, pertama kali diusulkan oleh Roger Bacon.
Berbicara tentang filsafat naturalisme, berarti membicarakan juga kosmologi. Naturalisme dan kosmologi adalah dua hal yang sangat berkaitan. Pada zaman Yunani kuno, kosmologi menjadi bagian yang dijadikan sebagai keyakinan mengenai keberadaan alam semesta. Kosmologi sendiri merupakan istilah yang melekat pada pengkajian tentang alam semesta.
Untuk mengetahui bagaimana cara berpikir dan cara bekerja, banyak pandangan-pandangan yang berbeda dalam menginterpretasikannya. Salah satu di antaranya pandangan menurut Bakker, dalam filsafat naturalisme terdapat sekurang-kurangnya tiga metode yang penting. Pertama, metode kritis yang membicarakan bermacam-macam teori ilmiah filosofis dengan menyelidiki konsistensi intrinsik pada teori-teorinya yang disesuaikan dengan teori ilmu khusus dan menggunakan pengalaman hidup sehari-hari disertai teknik-teknik kritis. Kedua, metode fenomenologi yang merefleksikan gejala-gejala hidup sehari-hari sejauh disadari oleh subyek. Di dalam fenomena yang terbatas dan tercatat diusahakan membaca sekali pengalaman asli dan fundamental yang tersembunyi di dalamnya. Ketiga, metode transendental yang bertitik tolak dari fenomena manusiawi yang paling sentral yaitudari fakta kegiatannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa urutan cara kerja ilmu alam adalah melalui pemikiran dilanjutkan dengan hipotesa, perluasan dan perincian hipotesa, dari hipotesa menuju hukum alam, dari hukum alam maka menghasilkan teori ilmiah.  Pendapat tersebut dimungkinkan terjadi, sebab filsafat naturalisme merupakan pemikiran yang tidak bisa terlepaskan dari alam.
Cara kerja tersebut juga digunakan oleh para filosof Yunani kuno untuk mengidentifikasi alam semesta, tentang bagaimana asal-usul terbentuknya alam semesta. Juga tentang eksistansialisme alam semesta ini.
Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah Thales yang mengatakan asal alam adalah air, karena air adalah unsur penting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat berubah menjadi gas, uap, dan es. Menurutnya, bumi juga berada di atas air.
Sedangkan Heraklitos mempunyai kesimpulan yang mendasar tentang alam semesta, api sebagai aktor penyebabnya. Api adalah aktor pengubah dalam alam karena api bisa melelehkan es dan mengembangkan udara. Menurutnya, bumi berisi api yang selalu menyala untuk mengembangkan bumi.
Pythagoras juga berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur bilangan merupakan unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar