Filsafat Suatu Organisasi
Filsafat organisasi
terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan organisasi. Filsafat secara etimologi
berasal dari bahasa Yunani Philos dan
Sophia. Philos yang berarti suka, cinta, atau
kecenderungan pada sesuatu. Sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Jadi
dengan demikian, dapat diartikan bahwa filsafat cinta atau kecenderungan pada
kebijaksanaan. Filsafat adalah sebuah proses berpikir untuk mencari tahu
tentang kebenaran suatu hal sampai ke dalam-dalamnya bahkan hingga ke
akar-akarnya. Kemudian organisasi, organisasi berasal dari dua kata yaitu Organon yang berarti alat dan Isasi yang berarti proses. Jadi,
organisasi adalah alat untuk berproses dan memiliki tujuan atau visi dan misi
yang sama. Dengan organisasi, kita bisa menjalin hubungan antar individu atau
relasi dengan orang lain. Organisasi adalah sebuah wadah dimana terdapat dua
orang bahkan lebih yang saling bekerja sama, saling menjalin hubungan, saling
membantu agar tujuan atau goal tersebut dapat tercapai, serta memiliki tujuan,
visi, dan misi yang sama. Dengan adanya tujuan yang sama, dapat membangun
spirit untuk bersama mencapai kesepakatan-kesepakatan organisasi tentang
bagaimana menjalin hubungan atau relasi antar individu, dan tentang bagaimana
hubungan individu dengan individu dan bagaimana individu mempengaruhi orang
lain ketika berinteraksi.
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa filsafat organisasi itu sebenarnya melekat secara
hakiki dalam hidup manusia. Para filsuf mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Oleh karena itu, manusia hadir secara alami dalam organisasi. Struktur
alam semesta ini merupakan sebuah organisasi atau organisme. Di dalamnya,
terdapat berbagai macam komponen atau elemen yang saling terikat (dependen).
Karena keterikatan itulah manusia sejak lahir sudah masuk dalam struktur
organisasi alam semesta. Posisi manusia dalam struktur alam semesta adalah yang
paling tinggi dan paling bijaksana sebagai pemelihara, pelestari, dan peneliti
alam semesta.
Alam
semesta ini adalah sebuah organisasi dan kita adalah salah satu dari elemen
organisasi yang terdapat di dalam alam semesta. Itulah filsafat utama dari
organisasi, jika ada yang mengatakan hal
lain dari hal itu, maka itu filsafat turunan saja, bukan filsafat utama dari
organisasi. Sebagai manusai yang bijaksana, kita harus mengerti bahwa seluruh
eksistensi kita di dunia ini bersifat ketergantungan (dependen) dan untuk terus
eksis di dunia, kita butuh wadah dan alat untuk mencapai tujuan, dan itulah
yang disebut organisasi.
Awalnya
itu, ada tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut akan menumbuhkan spirit
orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, dengan spririt dan semangat untuk
menggapai tujuan, maka orang-orang ini berkumpul dan membentuk sebuah
organisasi. Kemudian di organisasi ini untuk membatasai pergerakan
anggota-anggotanya, maka dibentuklah konstitusi dan arah kerja. Konstitusi
adalah keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu organisasi. Dari segi
bahasa, istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang disini berarti membentuk. Dalam hal ini,
membentuk dimaksudkan menata dan
menyusun suatu lembaga atau organisasi. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata
constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan, atau menyusun. Dalam bahasa
Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti
undang-undang dasar. Konstitusi berperan
sangat penting karena jika tidak ada konstitusi maka para anggota bisa
bergerak seenaknya, semaunya saja. Demikian juga halnya dengan arah kerja yang
berperan sangat penting karena tanpa arah kerja, kegiatan yang akan dilakukan
tidak akan tersusun dengan baik, maka sebuah arah kerja harus jelas adanya.
Terdapat
prinsip organisasi yaitu perumusan tujuan yang jelas, tujuan organisasi
berfungsi sebagai pedoman ke arah mana organisasi akan dibawa, sebagai landasan
bagi organisasi tersebut, dan untuk bmenentukan macam aktifitas yang akan
dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa hal terkait dengan
koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi, dan mekanisme; pembagian tugas
dan pekerjaan; delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih
secara mufakat dan harus diikuti dengan adanya pertanggungjawaban; kesatuan
perintah (one of command) dan tanggung jawab; prinsip kepemimpinan. Dalam
konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling mengemuka ke permukaan adalah
prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif-kolegial, yaitu prinsip
kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai dari
seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi. Tingkat
pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku
organisasi.
Terdapat
tujuh komnponen dasar dari organisasi oitu sendiri, yaitu:
1. Personil. Suatu organisasi tentu
harus memiliki Personil didalamnya yang disebut anggota yang akan menjalankan
organisasi tersebut. Jika ada anggota, maka ada pimpinan.
2. Visi atau tujuan. Suatu
organisasi pasti memiliki visi dan misi. Visi dan misi ini sering kita jempai
di sekolah-sekolah yang biasanya terpampang di gerbang atau ditembok bagian
depan. Visi dan misi menunjukan gambaran kemana suatu organisasi akan diarahkan
dan hasil apa yang ingin dicapai. Visi merupakan suatu keharusan yang ada di
dalam sebuah oganisasi, karena harus ada sesuatu yang ingin dicapai.
3. Aktivitas. Aktivitas disini berarti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam berorganisasi, seperti diskusi,
berunding, dan mubes atau bermusyawarah.
4. Komunikasi. Komunikasi antar anggota
harus dijaga karena jika terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dalam sebuah
organisasi, maka akan menghambat kerja dan akhirnya untuk mencapai tujuan pun
akan terhambat.
5. Lokasi. Suatu
organisasi harus memiliki lokasi untuk bediskusi, berunding, dll.
6. Bentuk. Bentuk
dimaksudkan ialah sistem dalam organisasi.
7. Perilaku budaya.
Perilaku yang menjadi kebiasaan dan kultur dalam berorganisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar