Selasa, 18 Oktober 2016

Filsafat Organisasi



Filsafat Suatu Organisasi


Filsafat organisasi terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan organisasi. Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philos dan Sophia. Philos yang berarti suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu. Sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Jadi dengan demikian, dapat diartikan bahwa filsafat cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Filsafat adalah sebuah proses berpikir untuk mencari tahu tentang kebenaran suatu hal sampai ke dalam-dalamnya bahkan hingga ke akar-akarnya. Kemudian organisasi, organisasi berasal dari dua kata yaitu Organon yang berarti alat dan Isasi yang berarti proses. Jadi, organisasi adalah alat untuk berproses dan memiliki tujuan atau visi dan misi yang sama. Dengan organisasi, kita bisa menjalin hubungan antar individu atau relasi dengan orang lain. Organisasi adalah sebuah wadah dimana terdapat dua orang bahkan lebih yang saling bekerja sama, saling menjalin hubungan, saling membantu agar tujuan atau goal tersebut dapat tercapai, serta memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama. Dengan adanya tujuan yang sama, dapat membangun spirit untuk bersama mencapai kesepakatan-kesepakatan organisasi tentang bagaimana menjalin hubungan atau relasi antar individu, dan tentang bagaimana hubungan individu dengan individu dan bagaimana individu mempengaruhi orang lain ketika berinteraksi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat organisasi itu sebenarnya melekat secara hakiki dalam hidup manusia. Para filsuf mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia hadir secara alami dalam organisasi. Struktur alam semesta ini merupakan sebuah organisasi atau organisme. Di dalamnya, terdapat berbagai macam komponen atau elemen yang saling terikat (dependen). Karena keterikatan itulah manusia sejak lahir sudah masuk dalam struktur organisasi alam semesta. Posisi manusia dalam struktur alam semesta adalah yang paling tinggi dan paling bijaksana sebagai pemelihara, pelestari, dan peneliti alam semesta.
Alam semesta ini adalah sebuah organisasi dan kita adalah salah satu dari elemen organisasi yang terdapat di dalam alam semesta. Itulah filsafat utama dari organisasi, jika ada yang mengatakan  hal lain dari hal itu, maka itu filsafat turunan saja, bukan filsafat utama dari organisasi. Sebagai manusai yang bijaksana, kita harus mengerti bahwa seluruh eksistensi kita di dunia ini bersifat ketergantungan (dependen) dan untuk terus eksis di dunia, kita butuh wadah dan alat untuk mencapai tujuan, dan itulah yang disebut organisasi.
Awalnya itu, ada tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut akan menumbuhkan spirit orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, dengan spririt dan semangat untuk menggapai tujuan, maka orang-orang ini berkumpul dan membentuk sebuah organisasi. Kemudian di organisasi ini untuk membatasai pergerakan anggota-anggotanya, maka dibentuklah konstitusi dan arah kerja. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara penyelenggaraan suatu organisasi. Dari segi bahasa, istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang disini berarti membentuk. Dalam hal ini, membentuk dimaksudkan  menata dan menyusun suatu lembaga atau organisasi. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan, atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar. Konstitusi berperan  sangat penting karena jika tidak ada konstitusi maka para anggota bisa bergerak seenaknya, semaunya saja. Demikian juga halnya dengan arah kerja yang berperan sangat penting karena tanpa arah kerja, kegiatan yang akan dilakukan tidak akan tersusun dengan baik, maka sebuah arah kerja harus jelas adanya.
Terdapat prinsip organisasi yaitu perumusan tujuan yang jelas, tujuan organisasi berfungsi sebagai pedoman ke arah mana organisasi akan dibawa, sebagai landasan bagi organisasi tersebut, dan untuk bmenentukan macam aktifitas yang akan dilakukan, menentukan program, prosedur dan beberapa hal terkait dengan koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi, dan mekanisme; pembagian tugas dan pekerjaan; delegasi kekuasaan yang berarti pemimpin organisasi itu dipilih secara mufakat dan harus diikuti dengan adanya pertanggungjawaban; kesatuan perintah (one of command) dan tanggung jawab; prinsip kepemimpinan. Dalam konteks kontemporal dari prinsip ini yang paling mengemuka ke permukaan adalah prinsip kepemimpinan yang berupa prinsip kolektif-kolegial, yaitu prinsip kebersamaan, mau mendengarkan dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai dari seluruh komponen organisasi, khususnya pada kepengurusan organisasi. Tingkat pengawasan, dengan diadakannya sebuah monitoring terhadap kinerja pelaku organisasi.

 Terdapat tujuh komnponen dasar dari organisasi oitu sendiri, yaitu:
1.   Personil. Suatu organisasi tentu harus memiliki Personil didalamnya yang disebut anggota yang akan menjalankan organisasi tersebut. Jika ada anggota, maka ada pimpinan.
2.   Visi atau tujuan. Suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi. Visi dan misi ini sering kita jempai di sekolah-sekolah yang biasanya terpampang di gerbang atau ditembok bagian depan. Visi dan misi menunjukan gambaran kemana suatu organisasi akan diarahkan dan hasil apa yang ingin dicapai. Visi merupakan suatu keharusan yang ada di dalam sebuah oganisasi, karena harus ada sesuatu yang ingin dicapai.
3.  Aktivitas. Aktivitas disini berarti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam berorganisasi, seperti diskusi, berunding, dan mubes atau bermusyawarah.
4.   Komunikasi. Komunikasi antar anggota harus dijaga karena jika terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dalam sebuah organisasi, maka akan menghambat kerja dan akhirnya untuk mencapai tujuan pun akan terhambat.
5.      Lokasi. Suatu organisasi harus memiliki lokasi untuk bediskusi, berunding, dll.
6.      Bentuk. Bentuk dimaksudkan ialah sistem dalam organisasi.
7.      Perilaku budaya. Perilaku yang menjadi kebiasaan dan kultur dalam berorganisasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar