Kamis, 20 Oktober 2016

Etika Dalam Filsafat



Etika Dalam Filsafat

Definisi Etika
Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan manusia baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika disebut pula akhlak atau disebut pula moral. Apabila disebut “akhlaq” berasal dari bahasa Arab. Apabila disebut moral berarti adat kebiasaan. Istilah moral berasal dari bahsa Latin Mores.
Tujuan mempelajari etika adalah untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Etika biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.

Perbedaan etika, moral, norma, dan kesusilaan
        i.            Etika
Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara terminology etika adalah cabang filsafat yang membicararkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Yanng dapat dinilai baik buruknya adalah sikap manusia yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya. Adapun motif, watak , suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat nilai, sedangkan yang dikerjakan dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika normatife.
Etika deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat. Contohnya sejarah etika. Adapun etika normatif sudah memberikan penialaian yang baik dan yang buruk, yang harus dikrjakan dan yang tidak harus dikerjakan. Etika Normatif dapat dibagi menjadi dua yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika Umum membicrakan  prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya. Etika Khusus adalah pelaksanaan prinsip-prinsip umum, seperti etika pergaulan, etika dalam pekerjaan, dan sebagainya. (sunoto,  1982, hllm. 6) 


      ii.            Moral
Moral berasal dari kata latin mos jamaknya  mores  yyang berarti adat atau cara hidup. Etika dan Moral sama artinya, tetapi dalam penilain sehari-hari ada sedikti perbedaan. Moral dan atau Moralitas dipakai untuk perbuatan yang sednag dinilai. Adapun etika dipakai untuk pengkajian system yang ada.
Frans Magnis Suseno (1987) membedakan antara moral dan etika. Ajaran moral adalah ajaran, wejangan, khotbah, peratran lisan atau tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah pelbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, para pemuka masyarakat dan agama, dan tulisan para bijak.  
Etika bukan tambahan bagi ajaran Moral, tetapi filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu dab bukan sebuah ajaran. Jadi, Etika dan ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika melainkan ajaran moral. Etika mau mengerti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita mengambil sikap yang bertanggung jawab terhadap dengan pelbagai ajaran moral. (Frans Magnis Suseno, 1987, hlm. 14) 

    iii.            Norma
Norma adalah alat tukang kayu atau tukang batu yang berupa segitiga . Kemudian Norma adalah sebuah Ukuran. Pada perkembangannya norma diartikan  garis pengarah atau suatu peraturan. Misalnya dalam suatu masyarakat pasti berlaku norma umum, yaitu norma sopana-santun, norma hokum,dan norma moral. 

    iv.            Kesusilaan
Menurut filsuf Herbert Spencer, pengertian kesusilaan dapat berubah, di antar bangsa berbagai pengertian kesusilaan sama sekali berbeda-beda. Pada zaman Negara militer, kebajikan keprajuritan yang dihormati, sedang pada zaman Negara industri hal itu dihanggap hina. Hal ini disebabkan kemakmuran yang dialami pada jaman industri bukan didasarkan atas perampasan dan penaklukan, melainkan atas kekuatan berprodoksi. Libniz seorang filsuf pada jaman modern berpendapat bahwa kesusilaan adalah hasil suatu “menjadi” yang terjadi didalam jiwa.
Perkembangan dari nafsu alamiah yang gelap sampai kepadakehendak yang sadar, yang berarti sampai kesadaran kesusilaan yang telah tumbuh lengkap, disebabkan aktivitas jiwa sendirian. Segala perbuatan kehendak telah terkandung sebagai benih didalam nafsu alamiah yang gelap. (Harun Hardiwijono, 1990, hlm. 44-45)
Oleh karena itu, tugas kesusilaan yang pertama adalah meningkatkan perkembanagn itu dalam diri manusia itu sendiri. Kesusilaan hanya berkaitan dengan batin kita.
Akibat pandangan itu orang hanya dapat berbicara tentang kehendak yang baik dan jahat. Kehandak baik ialah jika perbuatan kehendak  mewujudkan suatu bagian dari perkembangan yang sesuai dengan gagasan yang jelas dan actual. Kehendak jahat jika perbuatan kehendak diikat oleh gagasan yang tidak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar