Membeli Bangku untuk
Menjadi Pegawai Negeri
Oleh : Raden Milan
Nurmilah
Artikel ini saya tulis
berdasarkan kisah nyata, sulitnya untuk menjadi manusia yang beruntung dan uang telah di jadikan primadona dunia, sangat
mudah dapat menggiurkan logika manusia, jangankan logika, keimananpun dapat di
ombang-ambing sehingga hak orang lain di anggap menjadi hak halal bagi diri,
orang tua, anak, cucu, sampai tiba saatnya
pertanggung jawaban di minta oleh
tuhan.
Adanya pembukaan test CPNS merupakan kabar bahagaia
untuk mempertaruhkan nasib di masa tua bagi sang guru honorer, ada yang sudah
bertahun-tahun mengabdi belum di angkat, ada yang baru beberapa tahun mengabdi
nasib baiknya tiba. Takdir tuhan memang tidak dapat di tebak, ada saja
cara-cara bagaimana cara manusia untuk mendapatkan uang secara instan, dengan
memanfaatkan sesuatu yang baginya menjamin akan mendapatkan sang primadona
dunia yaitu uang. Ketika peluang test CPNS tiba, berdatangan calo-calo untuk
menggiurkan tawaran haram bagi sang calon PNS, yaitu membeli bangku untuk
menjadi pegawai negeri, dengan system jika kita sebagai CPNS di terima sebagai
PNS maka kita harus membayar bangku untuk tempat kita berada di posisi sebagai
pegawai negeri, tawaran yang ditawarkan tidak nanggung-nanggung, berkisar 45
juta- 80 juta rupiah. Wow amazing, itu uang? Untuk menyogok manusia? Apa untuk
membayar takdir yang diberi tuhan dengan cara
memaksa? Ingat, sesungguhnya orang yang menyogok atau orang yang disogok
adalah pelaku dosa besar.
Pernahkan kalian membayangkan, hak
siapa yang telah kita ambil jika kita menjadi pelaku sogok menyogok? Hak siapa
yang telah kita rebut secara paksa? Saya akan menceritakan kronologi kematian
seorang guru agama di salah satu SDN di kota tangerang, Beliau bernama Muhammad
Zein ( Allahummagfirlaha Warhamha) , seorang pribadi yang giat ibadah, seorang
pribadi yang baik, seorang pribadi yang selalu berjuang demi memajukan
pendidikan dengan ikhlas. Ya, beliau adalah korban ketidak adilan dunia akibat orang-orang yang serakah dan tidak
mawas diri.
Mereka tidak pernah memfikirkan
nasib orang lain, yang dia fikirkan adalah nasibnya sendiri, dia tidak pernah
memfikirkan menghancurkan harapan seseorang, dia tidak pernah mengingat ancaman
tuhan dalam al-qur’an. Ya, itu dia para menyogok dan calo-calo untuk jual beli
bangku PNS ataupun hal yang serupa, bagaimana tidak, ketika Alm.Muh.zen belajar
dengan giat, membuka, membolak membalik, buku panduan test CPNS, mengulik bank
soal, belajar berdo’a dengan sungguh-sungguh selama bertahun-tahun, dan tibalah
saat test di mulai, dan beliaupun bertekad dalam hati bias dikatakan bernadzar,
“ Ya allah jika saya diterima sebagai PNS maka saya akan menambah keturunan
saya untuk melanjutkan turunan agama islam” do’a Alm.Muh Zen pun dikabulkan
oleh Allah SWT, pengumuman telah tiba, nama Muhammad Zein pun dinyatakan lolos
ujian PNS, Alhamdulillah, wasyukurillah, sorak gembira dirinya, anak dan
istrinya,syukruan telah di adakan, bahkan istrinya sekarang sudah mengandung
anak yang di janjikan dirinya pada tuhan bahwa ia ingin menambah anak lagi,
kebahagiaan tiba, harapan baru tiba, nasib baik telah datang untuk masa tuanya.
Namun,
sekali lagi, harapan itu hancur, harapan itu sirna ketika melihat pemberitaan
dikoran bahwa namanya tidak ada lagi, namanya telah di ganti oleh posisi orang
yang memaksakan kehendak, namanya telah diganti oleh orang yang membayar takdir
tuhan dengan cara memaksa, astagfirullah, ingatlah ajab Allah sangatlah pedih.
Sebulan kemudia Muh.Zen mulai sakit, mulai sakit dan mulai sakit-sakitan
sehingga dia di diagnose dan dinyatakan memiliki penyakit kanker hati, padahal
sebelumnya beliau baik-baik saja, beliau tidak merokok beliau orang yang peduli
akan kesehatan, ini akibat janji yang telah dikabarkan bahwa Muh.Zen dinyatakan
lulus sebagai PNS, namun jelang beberapa bulan namanyapun telah digantikan oleh
orang yang tidak tahu diri.
Belum lagi, kesedihannya yang
mendalam di tambah dengan lahirnya anak yang kurang sempurna, itu menambah beban Muh.Zen, di benaknya,
dengan apa aku menghidupi anak istriku, dengan apa? Setres melanda dan merenggut nyawa Alm.Muh
Zen. Akhir cerita banyak hal positif yang dapat kita cermati, terkadang sesuatu
yang menurut kita baik belum tentu baik menurut orang lain, sesuatu yang kita
inginkan belum tentu itu adalah sesuatu yang kita butuhkan, hak orang lain itu
bukan hak kita, jangan pernah berfikir itu adalah halal, semoga kematian
Alm.Muh Zein ini, akan membawa beliau pada surge allah, dengan keikhlasannya
selama di dunia, semoga amal baiknya di terima di sisi Allah SWT. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar