Minggu, 06 November 2016

Struktur Sosial


Struktur Sosial


Struktur social berasal dari bahasa Latin yaitu Structum yang berarti menyusun atau membangun.Struktur adalah sebuah susunan bangunan yang terdiri dari beberapa bagian atau unsur berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, struktur mempunyai beberapa arti diantaranya :
Ø Sesuatu yang disusun atau dibangun
Ø Yang disusun dengan pola tertentu
Ø Pengaturan unsur atau bagian suatu benda
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.  Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
  1. Struktur sosial : pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu sistem.
  2. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu.
  3. Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri, perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial.
  4. Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki setiap masyarakat dimanapun.
  5. Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat.
  6. Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi sosial
  7. Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu :
  • Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, )
  • Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi
  • Ukuran kehormatan (berpengaruh / terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat tradisional(pemimpin informal)
  • Ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)
Pakar-pakar konsep struktur sosial seperti A.R. Radclif-fe-Brown dari British Social Anthropologists atau Josselin de Jong dari aliran Leiden berpendapat bahwa orang harus mempelajari susunan-susunan hubungan antara individu-individu yang menimbulkan adanya bentuk dan sistem masyarakat.
Pranata Sosial 
Struktur sosial itu sebagai konsep merupakan hasil dari konstruksi pikiran manusia yang seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang, tetapi justru yang mereka jalani dalam tataran empiris dari Lebenswelt. Dia diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya melalui berbagai pranata. Raymond Firth (1901-2002) memandang struktur sosial terdiri dari dua komponen: kelompok sosial sebagai substansinya (dengan batas-batas yang tidak selalu jelas) dan Social institutions sebagai format perwujudannya (pranata sosial yang cenderungdefinitif).
pranata adalah perilaku berpola serta kebiasaan-kebiasaan yang ditaati dan pelanggaran terhadapnya diancam dengan sanksi. Karena pikiran manusia bukan barang mati dan begitu pula konvensi intersubjektif yang dihasilkannya, struktur sosial serta pranata yang mewujudkannya juga terus mengalami pergeseran, berkembang dan berubah. Dia tidak terjadi sekonyong-konyong, melainkan melalui suatu proses (evolusi) sosial yang sebenarnya menampung kreatifitas (dan bisa juga kebingungan) dari suatu masyarakat. Mula-mula dia menjelma sebagai gaya hidup (folkways, Harsojo menyebutnya ‘cara hidup’) yang tidak mengikat (bandingkan dengan kebiasaan pria maupun wanita di Burma untuk mengenakan sarung sebagai pakaian sehari-hari). Raymond Firth menyebut gejala ini sebagai patterns of behavior. Kemudian dia berkembang menjadi kebiasaan yang dianggap sebagai terbaik (custom, misalnya mendidik anak). Jika berbagai kebiasaan dipadukan melalui suatu rasionalisasi, dia menjadi semacam adat (L: mores) yang melibatkan berbagai hak dan kewajiban yang timbal balik antara sekolah dan orang tua. Jika adat itu dikokohkan dengan semacam kode etik yang dihormati secara
Beberapa pendapat sosiolog mengenai struktur social, diantaranya :

a.    Borgatta dan Borgatta berpendapat bahwa struktur social adalah lingkungan social bersama yang tak dapat di ubah oleh orang perorang, yang menyediakan konteks atau lingkungan bagi tingdakkan manusia.
b.      Coleman berpendapat bahwa struktur social adalah pola hubungan antara manusia dan antar kelompok manusia.
c.       William Kornblum mendefinisikan struktur sosila sebagai pola prilaku berulang – ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antrarkelompok dalam masyarakat.
d.      Talcolt Parson mengemukakan bahwa struktur social berbicara mengenai kesalingterkaitan antarmanusia.
e.       Menurut Geogre Simmel struktur sosilal adalah kumpulan individu serta pola prilakunya.
f.       Menurut Soerjono Soekanto struktur social adalah hubungan timbale balik antara posisi – posisi social dengan peran social.

Menurut definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa struktur social adalah tatanan dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas – batas perangkat unsur – unsur social yang mengacu pada keteraturan kehidupan di dalam masyarakat.
Di samping itu, terdapat peran dan status.Peran adalam tugas yang harus dijalankan sesuai dengan hak dan kewajiban dari statusnya.Sedangkan status adalah kumpulan hak dan kewajiban. Status dapat di golongkan ke dalam beberapa macam, menurut cara memperolehnya. Diantaranya :

a.    Ascribed Status adalah status yang diperoleh sejak lahir ( warisan ).
b.    Achieved Status adalah status yang diperolah melalui usaha terlebih dahulu.
c.    Asigned Status adalah status yang diperoleh dengan cara penghargaan dari Negara.

Ciri – ciri struktur sosial
a.      Bersifat abstrak artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh.
b.       Terdapat dimensi horizontal dan vertical.
c.       Sebagai landasan sebuah proses social dalam suatu masyarakat.
d.      Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat.
e.       Struktur social selalu dapat berkembang dan dapat berubah.

Fungsi Struktur Sosial:
a.      Sebagai sebuah dasar untuk menanamkan disiplin social.
b.       Sebagai pengawas social, artinya struktur social menekan adanya pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga disiplin kelompok dapat dipertahankan.
c.       Merupakan karakteristik yang khas dalam suatu masyarakat.
d.      Fungsi identitas sebagai fungsi memperkuat identitas kelompok social.
e.       Fungsi integrasi mencakup koordinasi antar unit dalam suatu sistem kelompok social terutama pada kontrabusi terhadap struktur social.
f.       Fungsi pembelajaran
g.      Fungsi mempertahankan pola berkaitan erat dengan hubungan antara masyarakat sistem social dengan sub sistem kebudayaan.
h.       Fungsi control
i.        Fungsi pencapaian tujuan menyangkut penentuan tujuan yang sangat penting.
j.        Fungsi adaptasi ( penyesuaian ).

Jenis – jenis Struktur Sosial
1.      Dilihat dari sifatnya, struktur social dapa dibedakan menjadi :
a)       Struktur social kaku adalah struktur social yang tidak dapat dirubah dan masyarakat sulit melakukan mobilitas social.
b)      Struktur social luwes adalah suatu struktur social dimana masyarakat punya kesempatan untuk berganti lapisan social.
c)      Struktur social formal adalah struktur social yang diakui keberadaannya oleh pihak berwenang ( resmi ).
d)     Struktur social informal adalah kebalikan dari formal atau tidak punya kekuatan hukum.
2.      Dilihat dari identitas kenggotaan masyarakat struktur social dapat dibagi menjadi:
a)      Struktus social homogen.
b)       Struktur social heterogen.
3.      Dilihat dari pola komunikasi dibagi menjadi
a)      Struktur social terbuka.
b)      Struktur social tertutup.
4.      Dilihat dari ketidaksamaan social yang dilihat secara vertical atau horizontal dibagi menjadi:
a)      Diferensiasi social.
Stratifikasi social.

Perubahan Struktur Sosial
Perubahan struktur dipengaruhi oleh dua factor, yaitu :
a.      Faktor Internal yaitu kondisi dalam masyarakat baik dalam kondisi fisik maupun dalam kondisi social budaya, antara lain
a)       Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan zaman.
b)      Adanya penemuan baru yang dirasa lebih cocok dan lebih efektif.
c)      Adanya gerakan social yang dimotori oleh tokoh – tokoh masyarakat dan didukung oleh masyarakat luas.
b.      Faktor Eksternal yaitu factor dari luar yang muncul karena adanya timbale balik melalui proses hubungan masyarkat, antara lain:
a)      Adanya keinginan untuk meniru kebudayaan masyarakat lain yang dirasa lebih cocok.
b)      Adanya adaftasi terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada lingkungan alam.
c)      Berusaha untuk melakukan penyesuaian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar