Struktur Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, struktur mempunyai
beberapa arti diantaranya :
Ø Sesuatu
yang disusun atau dibangun
Ø Yang
disusun dengan pola tertentu
Ø Pengaturan
unsur atau bagian suatu benda
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai
susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur
yang berkaitan dengan sosial. Menurut
ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang
membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
- Struktur sosial : pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu sistem.
- Masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu.
- Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri, perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial.
- Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki setiap masyarakat dimanapun.
- Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat.
- Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi sosial
- Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu :
- Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, )
- Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi
- Ukuran kehormatan (berpengaruh / terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat tradisional(pemimpin informal)
- Ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)
Pakar-pakar konsep struktur sosial seperti A.R.
Radclif-fe-Brown dari British Social Anthropologists atau Josselin de Jong dari
aliran Leiden berpendapat bahwa orang harus mempelajari susunan-susunan
hubungan antara individu-individu yang menimbulkan adanya bentuk dan sistem
masyarakat.
Pranata Sosial
Struktur sosial itu sebagai konsep merupakan
hasil dari konstruksi pikiran manusia yang seringkali tidak disadari oleh
kebanyakan orang, tetapi justru yang mereka jalani dalam tataran empiris dari Lebenswelt.
Dia diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya melalui berbagai pranata.
Raymond Firth (1901-2002) memandang struktur sosial terdiri dari dua komponen:
kelompok sosial sebagai substansinya (dengan batas-batas yang tidak selalu
jelas) dan Social institutions sebagai format perwujudannya (pranata
sosial yang cenderungdefinitif).
pranata adalah perilaku berpola serta
kebiasaan-kebiasaan yang ditaati dan pelanggaran terhadapnya diancam dengan
sanksi. Karena pikiran manusia bukan barang mati dan begitu pula konvensi
intersubjektif yang dihasilkannya, struktur sosial serta pranata yang mewujudkannya
juga terus mengalami pergeseran, berkembang dan berubah. Dia tidak terjadi
sekonyong-konyong, melainkan melalui suatu proses (evolusi) sosial yang
sebenarnya menampung kreatifitas (dan bisa juga kebingungan) dari suatu
masyarakat. Mula-mula dia menjelma sebagai gaya hidup (folkways, Harsojo
menyebutnya ‘cara hidup’) yang tidak mengikat (bandingkan dengan kebiasaan pria
maupun wanita di Burma untuk mengenakan sarung sebagai pakaian sehari-hari).
Raymond Firth menyebut gejala ini sebagai patterns of behavior. Kemudian dia berkembang menjadi
kebiasaan yang dianggap sebagai terbaik (custom, misalnya mendidik
anak). Jika berbagai kebiasaan dipadukan melalui suatu rasionalisasi, dia
menjadi semacam adat (L: mores) yang melibatkan berbagai hak dan
kewajiban yang timbal balik antara sekolah dan orang tua. Jika adat itu
dikokohkan dengan semacam kode etik yang dihormati secara
Beberapa pendapat sosiolog mengenai struktur social,
diantaranya :
a.
Borgatta dan Borgatta berpendapat
bahwa struktur social adalah lingkungan social bersama yang tak dapat di ubah
oleh orang perorang, yang menyediakan konteks atau lingkungan bagi tingdakkan
manusia.
b.
Coleman berpendapat bahwa struktur
social adalah pola hubungan antara manusia dan antar kelompok manusia.
c.
William Kornblum mendefinisikan
struktur sosila sebagai pola prilaku berulang – ulang yang menciptakan hubungan
antarindividu dan antrarkelompok dalam masyarakat.
d.
Talcolt Parson mengemukakan bahwa
struktur social berbicara mengenai kesalingterkaitan antarmanusia.
e.
Menurut Geogre Simmel struktur
sosilal adalah kumpulan individu serta pola prilakunya.
f.
Menurut Soerjono Soekanto struktur
social adalah hubungan timbale balik antara posisi – posisi social dengan peran
social.
Menurut definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa struktur
social adalah tatanan dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung
hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas – batas perangkat
unsur – unsur social yang mengacu pada keteraturan kehidupan di dalam
masyarakat.
Di samping itu, terdapat peran dan status.Peran adalam tugas
yang harus dijalankan sesuai dengan hak dan kewajiban dari statusnya.Sedangkan
status adalah kumpulan hak dan kewajiban. Status dapat di golongkan ke dalam
beberapa macam, menurut cara memperolehnya. Diantaranya :
a.
Ascribed Status adalah status yang diperoleh sejak lahir ( warisan ).
b.
Achieved Status adalah status yang diperolah melalui usaha terlebih dahulu.
c.
Asigned Status adalah status yang diperoleh dengan cara penghargaan dari
Negara.
Ciri – ciri struktur sosial
a. Bersifat abstrak artinya tidak dapat
dilihat dan tidak dapat disentuh.
b. Terdapat dimensi horizontal dan vertical.
c.
Sebagai landasan sebuah proses
social dalam suatu masyarakat.
d. Merupakan bagian dari sistem
pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat.
e.
Struktur social selalu dapat
berkembang dan dapat berubah.
Fungsi Struktur Sosial:
a. Sebagai sebuah dasar untuk
menanamkan disiplin social.
b. Sebagai pengawas social, artinya struktur
social menekan adanya pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
sehingga disiplin kelompok dapat dipertahankan.
c.
Merupakan karakteristik yang khas
dalam suatu masyarakat.
d. Fungsi identitas sebagai fungsi
memperkuat identitas kelompok social.
e.
Fungsi integrasi mencakup koordinasi
antar unit dalam suatu sistem kelompok social terutama pada kontrabusi terhadap
struktur social.
f.
Fungsi pembelajaran
g. Fungsi mempertahankan pola berkaitan
erat dengan hubungan antara masyarakat sistem social dengan sub sistem
kebudayaan.
h. Fungsi control
i.
Fungsi pencapaian tujuan menyangkut
penentuan tujuan yang sangat penting.
j.
Fungsi adaptasi ( penyesuaian ).
Jenis – jenis Struktur Sosial
1.
Dilihat dari sifatnya, struktur
social dapa dibedakan menjadi :
a)
Struktur social kaku adalah struktur social
yang tidak dapat dirubah dan masyarakat sulit melakukan mobilitas social.
b)
Struktur social luwes adalah suatu
struktur social dimana masyarakat punya kesempatan untuk berganti lapisan
social.
c)
Struktur social formal adalah
struktur social yang diakui keberadaannya oleh pihak berwenang ( resmi ).
d)
Struktur social informal adalah
kebalikan dari formal atau tidak punya kekuatan hukum.
2.
Dilihat dari identitas kenggotaan
masyarakat struktur social dapat dibagi menjadi:
a)
Struktus social homogen.
b)
Struktur social heterogen.
3.
Dilihat dari pola komunikasi dibagi
menjadi
a)
Struktur social terbuka.
b)
Struktur social tertutup.
4.
Dilihat dari ketidaksamaan social
yang dilihat secara vertical atau horizontal dibagi menjadi:
a)
Diferensiasi social.
Stratifikasi
social.
Perubahan Struktur Sosial
Perubahan
struktur dipengaruhi oleh dua factor, yaitu :
a. Faktor Internal yaitu kondisi dalam
masyarakat baik dalam kondisi fisik maupun dalam kondisi social budaya, antara
lain
a)
Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan perkembangan zaman.
b)
Adanya penemuan baru yang dirasa
lebih cocok dan lebih efektif.
c)
Adanya gerakan social yang dimotori
oleh tokoh – tokoh masyarakat dan didukung oleh masyarakat luas.
b. Faktor Eksternal yaitu factor dari
luar yang muncul karena adanya timbale balik melalui proses hubungan masyarkat,
antara lain:
a)
Adanya keinginan untuk meniru
kebudayaan masyarakat lain yang dirasa lebih cocok.
b)
Adanya adaftasi terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi pada lingkungan alam.
c)
Berusaha untuk melakukan
penyesuaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar