Selasa, 01 November 2016

Biografi Dan Gagasan Pemikiran Seorang Filsuf Muhammad Iqbal



Biografi Dan Gagasan Pemikiran Seorang Filsuf
Muhammad Iqbal

            Untuk meneruskan studinya ia pergi ke Lahore dan belajar disana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang menurut keterangan mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia pergi kenegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sanalah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doctoral yang dikemukakannya berjudul : The Development of Methaphysics in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Dan pada tahun 1908, ia kembali ke Lahore.
            Disamping pekerjaannya sebagai pengacara, ia menjadi dosen filsafat. BukunyaThe Reconstruction of Religious Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya dibeberapa universitas di India. Kemudian ia memasuki bidang politik dan di tahun 1930 dipilih menjadi presiden liga muslim.  
            Iqbal merupakan di antara anak manusia yang sebagian besar karya-karyanya  telah menjadi klasik. Pesan-pesan kemanusiaannya yang amat mendalam  dan tajam  tidak saja untuk telingan masa kini, tapi tampaknya masih akan bergulir dengan gaungan yang lebih keras pada abad-abad yang akan datang.


Karya-karyanya antara lain:
v  The Development of Metaphysic in Persia (desertasi, terbit di London, 1908)
v  Asra-I Khudi (Lahore, 1916, tentang proses mencapai insane kamil)
v   Rumuz I-Bukhudi (Lahore, 1918)
v   Javid Nama (Lahore, 1932)
v   The Reconstruction of Religius Thought in Islam (London, 1934)
v   Musafir (Lahore, 1936)
v   Zarb-I Kalim (Lahore, 1937)
v  Bal-I Jibril (Lahore, 1938)

Gagasan pemikiran Muhammad Iqbal
1.      Methafisika
Kendati mengumandangkan misi kekuatan dan kekuasaan Tuhan, namun Iqbal tidak menjadikannya membunuh ego kreasi yang bersemayam di kedalaman diri. Ia selalu membuka katup cakrawala pemikirannya atas dunia di luar Islam (terutama Barat).

2.      Estetika
Berdasarkan konsep kepribadian yang memandang kehidupan manusia yang berpusat pada ego inilah, Iqbal memandang kemauan adalah sumber utama dalam seni, sehingga seluruh isi seni –sensasi, perasaan, sentimen, ide-ide dan ideal-ideal- harus muncul dari sumber ini. Karena itu, seni tidak sekedar gagasan intelektual atau bentuk-bentuk estetika melainkan pemikiran yang lahir berdasarkan dan penuh kandungan emosi sehingga mampu menggetarkan manusia (penanggap). Seni yang tidak demikian tidak lebih dari api yang telah padam. Karena itu, Iqbal memberi kriteria tertentu pada karya seni ini. Pertama, seni harus merupakan karya kreatif sang seniman, sehingga karya seni merupakan buatan manusia dalam citra ciptaan Tuhan. Ini sesuai dengan pandangan Iqbal tentang hidup dan kehidupan. Menurutnya, hakekat hidup adalah kreativitas karena dengan sifat-sifat itulah Tuhan sebagai sang Maha Hidup mencipta dan menggerakan semesta. Selain itu, hidup manusia pada dasarnya tidaklah terpaksa melainkan sukarela, sehingga harus ada kreativitas untuk menjadikannya bermakna. Karena itu, dalam pandangan Iqbal, dunia bukan sesuatu yang hanya perlu dilihat atau dikenal lewat konsep-konsep tetapi sesuatu yang harus dibentuk dan dibentuk lagi lewat tindakan-tindakan nyata.

3.       Etika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar