Biografi Dan Gagasan Pemikiran Seorang Filsuf
Muhammad Iqbal
Untuk meneruskan studinya ia pergi ke Lahore dan
belajar disana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia
berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang menurut keterangan
mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia
pergi kenegara ini dan masuk ke universitas Cambridge untuk mempelajari
filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sanalah ia
memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doctoral yang dikemukakannya
berjudul : The Development of Methaphysics in Persia (Perkembangan
Metafisika di Persia). Dan pada tahun 1908, ia kembali ke Lahore.
Disamping pekerjaannya sebagai pengacara, ia menjadi
dosen filsafat. BukunyaThe Reconstruction of Religious Thought in
Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya dibeberapa
universitas di India. Kemudian ia memasuki bidang politik dan di tahun 1930
dipilih menjadi presiden liga muslim.
Iqbal merupakan di antara anak manusia yang sebagian
besar karya-karyanya telah menjadi klasik. Pesan-pesan kemanusiaannya
yang amat mendalam dan tajam tidak saja untuk telingan masa kini,
tapi tampaknya masih akan bergulir dengan gaungan yang lebih
keras pada abad-abad yang akan datang.
Karya-karyanya antara lain:
v The Development of
Metaphysic in Persia (desertasi, terbit di London, 1908)
v Asra-I Khudi (Lahore,
1916, tentang proses mencapai insane kamil)
v Rumuz I-Bukhudi (Lahore, 1918)
v Javid Nama (Lahore, 1932)
v The Reconstruction of Religius Thought in
Islam (London, 1934)
v Musafir (Lahore, 1936)
v Zarb-I Kalim (Lahore, 1937)
v Bal-I Jibril (Lahore,
1938)
Gagasan pemikiran Muhammad Iqbal
1. Methafisika
Kendati mengumandangkan misi kekuatan dan kekuasaan Tuhan, namun
Iqbal tidak menjadikannya membunuh ego kreasi yang bersemayam di kedalaman
diri. Ia selalu membuka katup cakrawala pemikirannya atas dunia di luar Islam
(terutama Barat).
2. Estetika
Berdasarkan konsep kepribadian yang memandang kehidupan manusia
yang berpusat pada ego inilah, Iqbal memandang kemauan adalah sumber utama
dalam seni, sehingga seluruh isi seni –sensasi, perasaan, sentimen, ide-ide dan
ideal-ideal- harus muncul dari sumber ini. Karena itu, seni tidak sekedar
gagasan intelektual atau bentuk-bentuk estetika melainkan pemikiran yang lahir
berdasarkan dan penuh kandungan emosi sehingga mampu menggetarkan manusia
(penanggap). Seni yang tidak demikian tidak lebih dari api yang telah padam.
Karena itu, Iqbal memberi kriteria tertentu pada karya seni ini. Pertama, seni
harus merupakan karya kreatif sang seniman, sehingga karya seni merupakan
buatan manusia dalam citra ciptaan Tuhan. Ini sesuai dengan pandangan Iqbal
tentang hidup dan kehidupan. Menurutnya, hakekat hidup adalah kreativitas
karena dengan sifat-sifat itulah Tuhan sebagai sang Maha Hidup mencipta dan
menggerakan semesta. Selain itu, hidup manusia pada dasarnya tidaklah terpaksa
melainkan sukarela, sehingga harus ada kreativitas untuk menjadikannya
bermakna. Karena itu, dalam pandangan Iqbal, dunia bukan sesuatu yang hanya
perlu dilihat atau dikenal lewat konsep-konsep tetapi sesuatu yang harus
dibentuk dan dibentuk lagi lewat tindakan-tindakan nyata.
3.
Etika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar