Rabu, 02 November 2016

Sejarah dan latar Belakang Filsafat Pada Abad Pertengahan



Sejarah dan latar Belakang Filsafat Pada Abad Pertengahan


Filsafat merupakan paduan dari Bahasa Arab yaitu “falsafah” dan Bahasa Inggris “philosophy”. Kata Filsafat sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Philosophia”, yakni gabungan dari kata “philos” yang artinya cinta, dan “sophos” berarti kebijaksanaan, dengan kata lain filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan (wisdom). Secara etimologi filsafah berarti cinta kepada kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan (love of wisdom).
            Filsafat lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Selain itu filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode/cara yang radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada. Sehingga  filsafat yakni awal dimana manusia mulai mengembangkan berbagai jenis ilmu. Dari serangkaian proses tersebut maka wajar dikatakan bahwa filsafat adalah induk dari segala apa yang ada.
            Filsafat sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu periode kuno, klasik, abad pertengahan, modern, dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat cosmosentris. Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya tidaka lagi bersifat cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada masa ini,  terjadi peristiwa dialek antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad pertengahan, para tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam dan manusia melainkan pada Tuhan atau bercorak Theosentris.
            Awal munculnya filsafat barat abad pertengahan adalah dari pengaruh Neo-platonisme yang ingin kembali kepada Tuhan. Namun Yang berjaya pada masa itu bukan hanya pengaruh dari Neo-platonisme tetapi juga ada beberapa yang terpengaruh oleh pemikiran Aristoteles.


Masa Sebelum Abad Pertengahan
Filsafat Barat sebelum memasuki abad pertengahan mengalami pemberhentian untuk waktu yang cukup lama. Hal itu dikarenakan perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat seiring dengan kekacauan pada abad ke-6 dan ke-7. Hal itu didukung dengan kenyataan  bahwa pada tahun 529, sekolah-sekolah filsafat di Athena yang resmi mengajarkan aliran Yunani kuno ditutup oleh Kaisar Justianus. Sejak itu harus dikatakan bahwa dengan resmi tertutuplah sumber Yunani yang mengakhirkan filsafat. Saat itu, terjadi perpindahan bangsa-bangsa sehingga muncul serangan-serangan bangsa-bangsa yang masih belum beradab terhadap kerajaan Romawi, sehingga kerajaan Romawi runtuh. Hal itu sangat bertentangan dengan keadaan filsafat sebelumnya. Misalnya saja, pada zaman kuno, awal munculnya filsafat terdapat banyak tokoh yang bermunculan dengan berbagai pemikiran-pemikirannya.
Seperti, Thales dengan pemikirannya bahwa air adalah unsur inti, Anaximander dengan apeiron (yang terbatas) sebagai unsur inti, maupun Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, dan Parmenides dengan pemikirannya masing-masing. Setelah zaman kuno pun, filsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fokus yang dibahas bukan lagi masalah alam tetapi tentang manusia dan etika. Zaman ini disebut dengan zaman klasik. Pada zaman ini muncul tokoh-tokoh besar yang juga memilki pengaruh besar terhadap filsafat maupun selain filsafat barat serta berpengaruh besar pada masa setelahnya.
Pada zaman klasik, muncul kaum shopis yang menggunakan kebenaran subjektif dan keunggulan retorika sebagai ajaran yang diajarkan kepada pemuda-pemuda. Sebagai akibatnya, maka ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif. Disaat itu  muncullah Socrates yang menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk kita, selain itu utuk menentang kaum shopis, socrates menggunakan metode dialektik hingga akhirnya dai dihukum mati. Namun muruid-muridnya memiliki peran yang cukup besar juga pada masa itu seperti Plato yang menggunakan dunia ide, dan ada juga tokoh Aristoteles yang menggunakan angka sebagai kebenaran relatif. Setelah zaman socrates berakhir, zaman heleinisme dimulai, dimana ketika itu muncul aliran filsafat seperti stoisme,epikurus, dan Neo-platonisme. Untuk aliran Neo-platonisme ini, mereka ingin kembali pada ajaran Tuhan. Baru kemudian filsafat sedikit demi sedikit mengalami kemunduran hingga akhirnya berhenti untuk waktu yang cukup lama.

Kemununculan Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat Barat pada abad pertengahan sendiri merupakan suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat barat abad pertengahan masih bergerak dalam belenggu kekuasaan teologi dan iman kristen (Theosentris). Filsafat barat abad pertengahan dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman pateristik dan zaman scholastik.
o   Zaman Pateristik
Zaman pateristik adalah zaman dimana kristiani berkembang pesat. Pateristik berasal dari kata “patres’, “bapa-bapa Gereja”. Bapa-bapa Gereja merupakan bukti adanya pengaruh plotinus dengan tujuan memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling penting dalam manusia. Adapun tokoh-tokoh pateristik diantaranya adalah Clemens dari Aleksandria dan Agustinus.
o   Zaman Scholastik
Zaman Scholastik terdiri atas agama atau kepercayaan. Ketika Karel Agung berkuasa di Eropa, kembalilah ketentraman yang agak lama. Sekolah-sekolah didirikan pada zaman ini. Hal itu dikarenakan tersebarnya agama Katolikdan terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah ini ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika, astronomia, geometria, aritmatika. Pada zaman scholastik muncul kaum shopis yang mengajarkan kepada pemuda-pemuda tentang kebenaran subjektif dan keunggulan retorika yang kemudian ditentang oleh socrates dengan berdialog yang lebih dikenal dengan dialektika.
            Pada abad ke-11. lambat laun ada perubahan-perubahan, yaitu bahwa dialektika(usaha mendapatkan pengenalan dengan cara berfikir) makin menonjolkan diri, dan gejola rasionalis tampak di dalam pemikiran teologis. Selain itu pada abad ini juga terjadi pertentangan tentang apa yang dimaksudkan dengan universal. Maksudnya adalah apakah kebenaran umum itu adalah benar-benar kenyataan ataukah kebeneran yang hanya diturunkan dari pemikiran-pemikiran manusia itu sendiri

Hubungan Filsuf Timur Tengah dengan kemunculan Filsafat Barat Abad Pertengahan
Banyak buku-buku warisan Yunani yang dibawa orang ke dunia Eropa mengakibatkan banyak buku-buku Yunani yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, bahkan seringkali dalam penerjemahannya banyak dibubuhi keterangan-keterangan penerjemah sendiri yang juga merupakan seorang pemikir. Buku-buku warisan Yunani terutama warisan Aristoteles. Adapun filsuf-filsuf Arab yang terkenal di Benua Eropa adalah:
o   Ibnu Sina (avicenna 1037)
adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif di mana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).  Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter dan penulis aktif yang lahir di zaman keemasan Peradaban Islam.
Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan. Pada zaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.
Ilmu ilmu lain seperti studi tentang Al-Quran dan Hadist berkembang dengan perkembangan dengan suasana perkembangan ilmiah. Ilmu lainya seperti ilmu filsafat, Ilmu Fikih, Ilmu Kalam sangat berkembang dengan pesat. Pada masa itu Al-Razi dan Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pengobatan dan filsafat. Pada masa itu Ibnu Sina memiliki akses untuk belajar di perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota Ray, Kota Isfahan dan Hamedan. Selain fasilitas perpustakaan besar yang memiliki banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula beberapa ilmuwan muslim seperti Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi, Abu Nashr Mansur seorang matematikawan terkenal dan sangat teliti, Abu al-Khayr Khammar seorang fisikawan dan ilmuwan terkenal lainya.

o   Ibnu Rusyd (Averroes 1126-1198)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen pada abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum. Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.


o   Mozes bin Maimun (Mozes Maimonioes 1135-1204)
dalah seorang Filusuf Yahudi Shepardic, Asronomer, Rabbi ,Dokter di Maroko dan Mesir. Ia lahir di Córdoba, Andalusia (sekarang Spanyol), Almoravid Empire pada Paskah Eve , 1135 , dan meninggal di Mesir pada tanggal 12 Desember 1204. Meski tulisan-tulisannya tentang hukum dan etika Yahudi mendapat banyak pujian dan ucapan terima kasih dari kebanyakan orang Yahudi, bahkan jauh seperti Irak dan Yaman.
ia bangkit untuk menjadi kepala/pemimpin yang dihormati dari komunitas Yahudi di Mesir , ada juga kritik gencar dari beberapa tulisannya , terutama di Spanyol. Empat belas volume tulisannya mengenai Mishneh Taurat masih membawa otoritas kanonik signifikan sebagai kodifikasi hukum Talmud. Dalam dunia Yeshiva ia disebut kadang-kadang " haNesher hagadol " ( elang besar ) sebagai pengakuan atas statusnya yang luar biasa sebagai ahli tafsir Tertinggi dari Oral Torah (Pewahyuan yang dilisankan oleh para Nabi).

            Dalam dunia filsafat, pemikiran Ibn Rusyd sangat dipengaruhi oleh pemikiran aristoteles. Hal itu dianggap wajar karena ia banyak menghabiskan waktunya untuk meneliti dan membuat komentar-komentar terhadap karya-karya Aristoteles dalam berbagai bidang, sehingga ia diberi gelar Syafih (sang komentator) dan Aristoteles disebut sebagai sang filsuf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar