Minggu, 06 November 2016

Kebudayaan Dan Identitas



Kebudayaan Dan Identitas

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain. ditambah lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Sedangkan menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Stabilitas dan perubahan dalam kebudayaan bersifat dinamis, bukan statis. serta bersifat stabil akan tetapi juga senantiasa berubah. Perubahan kebudayaan dapat dipelajari dengan cara membandingkan keadaan sekarang dengan masa yang lampau. Contoh: Perubahan dalam diri setiap orang. Ketika seseorang melihat potret dirinya pada masa lampau dan dibandingkan dengan dirinya yang sekarang maka akan tampak jelas perubahan mode dari pakaiannya.
            Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwasannya perbedaan antara istilah budaya dengan kebudayaan ialah jika budaya lebih ditekankan pada cipta, karya, dan rasa yang menjunjung tinggi sebuah konsep ide dari akal sehingga mampu menciptakan sebuah hasil. Dan dari hasil inilah yang lantas pada akhirnya disebut dengan istilah kebudayaan.
                                                                                                 
Identitas
 Dalam pembahasan tentang identitas budaya seringkali dikacaukan dengan istilah identitas sosial. Identitas sosial terbentuk dari struktur sosial yang dibentuk dalam sebuah masyarakat. Sedangkan identitas budaya terbentuk melalui struktur kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata lain struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan, sedangkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku social.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang berarti ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.
Menurut Liliweri, identitas budaya merupakan ciri yang ditunjukkan seseorang karena orang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok tertentu. Itu meliputi pembelajaran tentang penerimaan tradisi, sifat bawaan, bahasa, agama, keturunan dari suatu kebudayaan. Sedangkan menurut Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel, identitas budaya merupakan adalah karakter khusus dari sistem komunikasi kelompok yang muncul dalam situasi tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diketahui bahwasanya ketika sebuah kelompok mempunyai symbol-simbol serta norma-norma untuk diwariskan secara turun temurun, maka kelompok tersebut dapat dikatakan telah memiliki identitas budaya. Secara realnya, identitas budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan komunikasi antar budaya. Baik berdasarkan adat, strata, serta kepercayaan antara yang satu dengan yang lain.
Ada beberapa komponen yang dapat membangun adanya identitas budaya. Diantaranya:
1.                  Pembelajaran serta penerimaan tradisi berdasarkan Pandangan hidup, kosmologi, dan ontology dari kepercayaan, sikap dan nilai yang diajarkan.
2.                  Adanya pembelajaran serta penerimaan norma-norma yang menunjukkan standart dan aturan perilaku yang berlaku dilingkungan masyarakat.
3.                  Penerimaan tentang adanya konsep waktu dulu dan sekarang yang kemungkinan berbeda jauh.

Komponen-komponen tersebut merupakan awal pembentukan karakter dari identitas setiap budaya yang berkembang disetiap daerah. Dengan kata lain, budaya tidak dapat terlahir tanpa adanya sebuah pembelajaran dari tradisi-tradisi yang sudah ada sebelumnya.
Adapun atribut identitas budaya menurut Daphne A. Jameson, diantaranya:
1.                  Dapat berubah sesuai dengan waktu.
Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya budaya yang dinamis. Dengan kata lain, budaya masa lampau selalu berbeda dengan budaya masa yang akan datang. Contoh: budaya dalam cara berpakaian.
2.                  Dapat dipengaruhi oleh hubungan dekat antar individu maupun kelompok.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lingkup masyarakat tertentu. Walaupun individu didalamnya berbeda-beda, namun mereka akan cenderung memberikan reaksi yang sama pada gejala-gejala tertentu. Hal ini dikarenakan mereka memiliki sikap-sikap umum yang relative sama dengan nila-nilai dan perilaku yang sama. Hal-hal yang dimiliki bersama itulah yang kemudian melahirkan kebudayaan. Contoh: budaya Tasyakuran.
3.                  Dapat dinegosiasi melalui komunikasi.[1][8]
komunikasi merupakan salah satu proses pertukaran budaya namun, dapat pula dikatakan sebagai titik temu dalam memahami kebudayaan. Sebab dalam realitas budaya, komunikasi mampu menjajaki makna serta pola tindakan tentang bagaimana makna dan pola tersebut dapat dibuktikan secara real dalam sebuah kelompok sosial, politik, ekonomi, serta lingkungan lain yang turut melahirkan interaksi manusia sehingga terciptanya sebuah cipta, karya, serta karsa manusia

            Secara realnya, budaya terdiri dari dua macam. Yaitu:
1)     Identitas individual
 Sebuah identitas atau jati diri yang dimiliki seseorang yang di dapat sejak lahir maupun dari proses interaksi yang dialami mulai dari lahir. Contoh : seorang gadis desa tidak berani membangkang perintah ibu atau bapaknya sehingga ia dijuluki sebagai gadis penurut. Penurut adalah identitas individual dari gadis desa itu, sebab tidak semua gadis desa adalah seorang anak yang penurut terhadap orang tua.
2)      Identitas komunal
Sebuah identitas atau jati diri dalam suatu karakteristik yang menggambarkan ciri-ciri dari suatu kelompok atau koloni yang menunjukkan secara utuh tentang kepribadian koloni itu. contoh: anak punk dengan gayanya yang serba hitam dan identitas dengan alkohol, jalanan dan pergaulan bebas merupakan identitas dari koloni anak punk tersebut. Hal-hal itu adalah pembeda antara koloni anak punk dengan koloni atau kelompok lain.
            Pentingnya identitas dapat membantu masyarakat luas untuk dapat mengenal individu atau kelompok baik dari segi budaya, agama, ataupun politik dan berbagai aspek kehidupan yang lain. Identitas juga dapat memandu seseorang dalam memilah perjalanan dari tujuan hidupnya, misalnya seseorang yang ingin masuk di sebuah komunitas, maka orang tersebut harus mengenal identitas komunitas itu, dengan demikian maka untuk selanjutnya apabila sudah mengenal dan mengerti tentang karakteristik komunitas tersebut dia bisa akan tetap masuk apabila komunitas tersebut positif, sebaliknya akan meninggalkan apabila komunitas tersebut negatif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar