Sabtu, 31 Desember 2016

Filsafat Memberi Harapan untuk Dunia


Filsafat Memberi Harapanuntuk Dunia
Oleh : Raden Milan Nurmilah

Filsafat merupakan ibu dari semua ilmu pengetahuan dan juga merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang persoalan kebenaran yang hierarki.Filsafat dan manusia juga sangat sering dikaitkan. Karena setiap manusia tentu memiliki pandangan hidup sedangkan dapat di katakana pula bahwa Filsafat diartikan sebagai pandangan hidup, ya bisa dikatakan pula bahwa filsafat di jadikan sebagai pandangan hidup karena semua ilmu pengetahuan tentunya telah melalui fase pencarian kebenaran, sedangkan ilmu pengetahuan telah memberi harapan pada dunia bagi seluruh manusia untuk senantiasa memiliki ilmu pengetahuan agar tidak sesat di dunia khususnya di akhirat, karena filsafat pada hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia (sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan raga) tentu sangat membanggakan dunia bukan?, bahwa filsafat memberi harapan pada suatu bangsa dan untuk duniadengan adanya filsafat kebenaran akan terungkap, pengetahuan menjadi benar secara hierarki, dan menjadikan manusia lebih peka terhadap segala hal yang ada dan mungkin ada, dengan adanya filsafat akan minim sebuah julukan kebodohan karena segala sesuatu di ungkap kebenarannya. Harapan untuk menjadikan kehidupan manusia lebih baik tanpa adanya pembodohan dan jika manusia telah mulai berfikir logis karena filsafat, dunia seperti di beri harapan asli yang menunjang dunia, antar Negara akan mulai bersaing, antar anak bangsa bersaing untuk terus berkarya dan berfikir logis seperti yang ada dalam kajain filsafat, dan akan banyak lulusan-lulusan sarjana yang tugas akhirnya meneliti sesuatu yang baru, bukan hanya sesuatu yang ada namun di teliti kembali, bisa saja muncul teori baru dan bisa di akui dunia, tapi dengan garis besar semuanya harus di siasati kebenarannya dan bisa bersifat universal dapat diterima oleh orang banyak, tentu hal ini akan memajukan bangsa dan Negara serta dunia, dengan filsafat sebuah harapan akan muncul karena di dasari dengan sebuah ilmu-ilmu kebenaran. Hanya saja filsafat tidak terlalu menarik untuk dipelajari, walaupun tak menarik dan terkesan bingung sehingga anda harus berfikir, disitulah anda sedang melakukanya.
 Sedangkan filsafat menurut Immanuel Kant adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan: yang pertama, Apa yang dapat saya harapkan? What may I hope ? pernahkan anda memiliki harapan? Lantas apa harapan itu, Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, langkah pertama untuk menciptakan harapan selalu terwujud adalah, tetap menjadi manusia yang benar, karena dalam soal filsafat, filsafat selalu mencari sebuah kebenaran, mencari tahu semua yang ada dan mungkin ada. Jadi, konsep dalam mewujudkan harapan senantiasa berusaha menjadi orang benar. Konsep harapan dari Snyder (1994) terdiri dari 3 komponen yaitu, tujuan (goals),willpower dan waypower, tujuan (goals) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang telah menjadi target atau titik akhir dari urutan aktivitas mental, tujuan merupakan objek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan dan di inginkan untuk didapatkan atau dicapai, individu tentu sangat ingin mengalami, mendapatkan, menciptakan atau menjadikan keinginan menjadi suatu kenyataan, tujuan atau harapan ini mungkin dapat di gapai dengan waktu yang singkat ataupun lama, tergantung besar kecilnya suatu harapan dan usahanya, jika manusia hendak berfikir kritis, berusaha dan berdoa pada Tuhan yang maha esa maka segala sesuatu akan mudah di capai harapan akan tercapai dengan do’a, usaha, ikhlas, tawakal di singkat menjadi duit, sedangkan (do it) duit dalam bahasa inggris artinya lakukanlah, maka lakukanlah semuanya hingga harapanmu dapat mudah tercapai.  Sedangkanwillpower mengarah pada motivasi yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan langkah menuju tujuanataupun  sesuatu yang dapat  menentukan dan mempertahankan serta membantu individu ketika bergerak menuju arah tujuan yang hendak dicapai, willpower akan lebih mudah dicapai apabila individu telah memiliki bayangan tentang suatu tujuan yang penting karena bagi saya sebuah bayangan dalam bentuk perancanaan sebuah harapan, manusia akan lebih mudah untuk melakukannya. Menurut Braithwaite (2004), willpower merupakan persepsi diri yang dapat digunakan sepanjang jalan untuk mencapai tujuan. Memiliki willpower bermanfaat untuk memulai sesuatu yang hendak dicapai serta mempertahankan ketekunan dalam perjalanan mencapai tujuan.Dan pada akhirnya waypower yang merupakan langkah atau jalan menuju tujuan yang diinginkan diperlukan untuk mencapai tujuan dan mengarahkan individu jika menjumpai halangan.Menurut teori harapan, komponen willpower dan waypower merupakan dua komponen yang diperlukan. Namun, jika salah satunya tidak tercapai maka kemampuan untuk mempertahankan pencapaian tujuan tidak akan mencukupi, karena dua komponen ini bersifat timbal balik. Secara filsafat bahwa manusia juga memiliki karakteristik yang memiliki harapan yang tinggi, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang tegak dan memiliki pendirian. Karena didalam kajian Snyder (1994) berdasarkan karakteristik psikologis setiap individu tentu memiliki harapan yang tinggi, secara filsafat tentu karena setiap manusia senantiasa memiliki rasa optimisme, bahwa optimisme di artikan sebagai perasaan memiliki energi mental untuk mencapai suatu tujuan, setelah itu ada persepsi mengenai kontrol, pada umumnya manusia memiliki harapan lebih tinggi menginginkan untuk menggunakan kontrol pribadi dalam kehidupan mereka. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stress. Persepsi mengenai kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang perlu di tuju untuk mencapai sebuah harapan. Dengan memiliki suatu kemampuan dalam memecahkan masalah ini akan lebih mempermudah manusia dalam mencapai sebuah harapan. Karena suatu individu yang telah mengantisipasi masalah dan memahami bahwa mereka akan mengalami rintangan pada saat mencapai tujuan dan akan mencari sebuah alternative demi mencapai sebuah harapan, karena setiap manusia memiliki harapan tentu ini menjadikan setiap individu memiliki rasa daya saing yang cukup memiliki pengaruh terhadap perbandingan individu dengan orang lain. Individu yang memiliki harapan tinggi akan memiliki daya saing yang lebih besar dan mereka lebih menikmati proses di bandingkan hasil yang diperoleh.
Penelitian menunjukan bahwa anak-anak, remaja, dan dewasa yang memiliki tingkat harapan yang tinggi, memiliki performa lebih baik, baik saat masa sekolah, ataupun kesehatan yang lebih baik, memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah yang baik dan dapat menyesuaikan diri secara psikologis ( Linley & Joseph, 2004). Telah cukup penjelasan mengenai suatu harapan, lantas apa yang hakikatnya saya harapkan, seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa, setiap manusia sebelum memiliki banyak harapan, maka dahulukan untuk membuat bayangan untuk mencapai sebuah harapan, dengan goals, willpower, dan waypower, serta jangan lupa pula hendaklah berusaha menjadi manusia yang benar. Nah, sampai di manakah harapan kita tadi, tentu dengan menjadi orang yang benar seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa belajarlah menjadi orang yang benar, dalam pandangan agama itu memang hal yang harus, karena secara filsafatpun, filsafat selalu mencari kebenaran, dan mencari sesuatu yang ada atau mungkin ada, seperti ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan harus sekali di cari tahu benar kebenarannya, dan mari kita perhatikan bahwa “orang yang berbuat atas dasar pengetahuan lebih baik dari pada berbuat tanpa pengetahuan”, dikutip dari nasihat dosen pendidikan filsafat Dr.Adang Heriawan M.pd pada 07 september 2016. Lantas, kembali kepada persoalan bahwa harapan saya untuk kehidupan yang memiliki tujuan baik  adalah dengan terus menambah ilmu pengetahuan karena kedepannya saya akan menjadi seorang guru dan guru bukan hanya sebuah profesi yang menuntut menjadi pribadi yang benar, melainkan bijak, dan disinilah saya belajar menjadi orang benar, dan untuk mencapai sebuah harapan manusia harus berfikir agar dapat menyelesaikan sesuatu. Karena menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya, sehingga sebuah harapan untuk membahagiakan orang-orang terkasih adalah hal yang mutlak dan tentu ada disetiap individu manusia. Perlu kita ketahui bahwa da dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.Dorongan Kodrat, kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah mendarah daging dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
          Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.Sedangkan jika dorongan kebutuhan hidup sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Adakah manusia yang tidak pernah memiliki harapan? manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan, didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh suatu harapan yang besar namun kita telah mengetahui bahwa kemampuan diriini kurang, biasanya manusia akan lebih banyak menyertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a, terkadang do’a memang akan mengalahkan segalanya, disertai takdir yang telah di tetapkan oleh Allah Swt, itu memang tidak bisa di ganggu gugat, di dalam filsafat pula mengatakan  bahwa filsafat merupakan mencari tahu semua yang ada atau mungkin ada. Sesuatu yang mungkin ada seperti hal yang tidak dapat diketahui manusia adalah takdir Tuhan contoh, pati kematian, bagja sebuh kebahagiaan, cilaka sebuah musibah dan hati yang tidak bisa ditebak, manusia hanya perlu merencanakan namun Allah yang menentukan jadi jika kita jika sudah semaksimal mungkin membuat sebuah perencanaan, bahkan telah mengatur strategi untuk mencapai sebuah harapan dan  jika akhirnya tidak tercapai semua, jangan khawatir, percayalah itulah yang terbaik bagimu, namun janganlah pula kita berputus asa, gigihkan kembali kobaran semangatmu untuk mencapai sebuah harapan.
Kebenaran ilmiah sebagai masalah filsafat setelah kita tahu, kebenaran ilmiah menurut pemikiran seorang filsuf yaitu Imanuelkhan yang pertama adalah what may I hope ?apa yang saya harapkan? Setelah memahami mengenai apa itu harapan dan lain sebagainya. Yang kedua adalah apa yang dapat saya ketahui, what can I know? Apa yang dapat saya ketahui, semuanya bisa anda ketahui, dengan menjadikan diri anda lebih peka terhadap semua hal, baik yang memang ada bahkan mungkin ada, semua dapat kita ketahui jika kita peka, sebuah kepekaan akan muncul jika kita mulai berfikir, karena filsafat akan mengajarkan kita untuk berfikir lebih logis dengan menggunakan otak agar lebih berfungsi lebih baik. Menurut J.M. Bochenski berfikir adalah perkembangan ide dan konsep, definisi ini nampak sangat sederhana namun substansinya cukup mendalam, berfikir bukanlah kegiatan fisik namun merupakan kegiatan mental, bila seseorang secara mental  sedang mengikatkan diri dengan sesuatu dan sesuatu itu terus berjalan dalam ingatannya, maka orang tersebut bisa dikatakan sedang berfikir. Jika demikian berarti bahwa berfikir merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan dan menjawab sebuah pertanyaan apa yang dapat saya ketahui. Upaya mengikatkan diri dengan sesuatu merupakan upaya untuk menjadikan sesuatu itu ada dalam diri (gambaran mental) seseorang, dan jika itu terjadi tahulah dia, ini berarti bahwa dengan berfikir manusia akan mampu memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan itu manusia menjadi lebih mampu untuk melanjutkan tugas kekhalifahannya di muka bumi serta mampu memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya, konsep filsafat jika kita sudah bingung akan suatu hal  dan manusia  berfikir maka itulah filsafat.Apa yang dapat kita ketahui seyogyanya adalah berupa kepekaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan, Berfikir dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadi ciri keutamaan manusia, tanpa pengetahuan manusia akan sulit berfikir dan tanpa berfikir pengetahuan lebih lanjut tidak mungkin dapat dicapai, oleh karena itu nampaknya berfikir dan pengetahuan mempunyai hubungan yang sifatnya siklikal.
Kebenaran ilmiah sebagai masalah filsafat setelah kita tahu, kebenaran ilmiah menurut pemikiran seorang filsuf yaitu Imanuelkhan yang pertama adalah what may I hope ?apa yang saya harapkan? yang kedua adalah apa yang dapat saya ketahui, what can I know? Apa yang dapat saya ketahui, yang ketiga adalah apa yang seyogyanya saya lakukan? What should I do ? jika berfikir tentang apa yang seyogyanya saya lakukan, tentu banyak hal yang perlu kita lakukan untuk mencapai sebuah harapan dan melakukan sesuatu untuk menambah pengetahuan kita, di dalam pandangan filsafat sudah di katakana bahwa yang harus kita lakukan adalah menyusun sebuah tujuan, harapan, berfikir untuk mencapai sebuah harapan dan jangan pernah lupakan untuk peka terhadap sesuatu.
Masih bersama dengan sebuah kebenaran ilmiah sebagai masalah filsafat, kebenaran ilmiah menurut pemikiran seorang filsuf yaitu Imanuelkhan yang pertama adalah what may I hope ?apa yang saya harapkan? yang kedua adalah apa yang dapat saya ketahui, what can I know? Apa yang dapat saya ketahui, yang ketiga adalah apa yang seyogyanya saya lakukan? what should I do ? dan yang keempat adalah apa atau siapakah manusia itu? what/who is man ? jika kita kaitkan dengan konsep apa yang dapat diketahui, jawabannya adalah pengetahuan. Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk itu dalam diri manusia telah terdapat akal yang dapat dipergunakan berfikir untuk lebih mendalami dan memperluas pengetahuan. Paling tidak terdapat dua alasan mengapa manusia memerlukan pengetahuan/ilmu yaitu dan  ini akan menjawab pula pertanyaan siapa manusia itu : perlu kita ketahui bahwa manusia tidak bisa hidup dalam alam yang belum terolah, sementara binatang siap hidup di alam asli dengan berbagai kemampuan bawaannya.Manusia merupakan makhluk yang selalu bertanya baik implisit maupun eksplisit dan kemampuan berfikir serta pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.Dengan demikian berfikir dan pengetahuan bagi manusia merupakan instrumen penting untuk mengatasi berbagai persoalah yang dihadapi dalam hidupnya di dunia, tanpa itu mungkin yang akan terlihat hanya kemusnahan manusia (meski kenyataan menunjukan bahwa dengan berfikir dan pengetahuan manusia lebih mampu membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih cepat) betul atau betul? Benar atau tidak? Namun tergantung bagaimana manusia mengendalikan sebuah pola pikir dan jika kita renungkan jika seorang manusia telah berbuat kerusakan berarti ia belum paham betul apa itu filsafat, karena secara sederhana saja filsafat mengajarkan kita untuk lebih peka mengenai sesuatu yang kita tahu dan bahkan belum tahu, lebih tepatnya jika seorang yang paham betul filsafat maka ia akan berfikir secara logis, menimbang-nimbang dampak negatif dan positif, alasan itulah, manusia di beri otak yang sempurna, karena pada hakikatnya manusia senantiasa harus selalu berfikir untuk mewujudkan sebuah harapan, memiliki pengetahuan, dan melakukan apa yang harus dilakukan serta memahami konsep manusia itu sendiri.
            Berbicara mengenai manusia, banyak manusia di dunia ini dengan keragaman karakteristik, namun ada beberapa hal yang sama bahwakarakter manusia pada dasarnya tegak, atau memiliki sebuah pendirian/prinsip dan bersifat fleksibel. Walaupun pada dasarnya prinsip setiap manusia itu berbeda-beda dan pada pengertiannya prinsip atau pendirian sangat penting bagi kehidupan.Orang yang memiliki prinsip artinya memiliki ketegasan sikap dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki prinsip artinya hidupnya tanpa pedoman, tanpa sikap, dan tanpa pendirian, maka akan mudah terbawa arus dan akhir kehidupannyapun dapat dipastikan tidak mengalami kemajuan dengan demikian mengapa manusia harus memiliki prinsip, kembali lagi bahwa manusia memiliki harapan dan sesuatu yang dituju untuk dipegang teguh, dengan demikian manusia tentu sudah seyogyanya memiliki prinsip baik yang mudah di ungkapkan atau yang disimpan pada diri masing-masing, namun sering di gunakan, memang sejatinya prinsip ini di jalani di lakukan bukan hanya di bicarakan kepada teman atau orang lain.
            Apakah anda selaku manusia sudah memiliki prinsip hidup?Jika sudah, jalani dan berusaha konsisten, jika merasa sudah ada namun belum bisa secara tertulis untuk lebih meyakinkan diri anda, maka jangan sungkan untuk bertanya kepada sahabat terdekat anda mengenai prinsip hidup mereka. Karena dengan bertanya anda akan menambah pengetahuan, anda pun akan tahu prinsip hidup sahabat anda, dan bisa pula kita meniru prinsipnya jika memang sejalan dengan pemikiran kita. Dengan mengenal prinsip rekan anda,andapun akan lebih mengenal karakteristik dirinya, disinilah akan timbul kepekaan, kepekaan yang sangat elegant untuk memahami karakteristik teman anda dan diri anda sendiri. Saya akan membicarakan mengenai sprinsip rekan dekat saya, dan saya mengetahui salah satu prinsip hidupnya dalam bertemanprinsipnya adalah “ Jika dia menjauhi saya, maka dia tidak akan mendapatkan keuntungan dari saya” apa yang anda fikirkan ketika rekan anda memiliki prinsip macam ini? Tentu kebanyakan dari kita berfikir, bahwa ia adalah orang yang bisa bekerja sendiri, dan berdasarkan penjelasan darinya dia cenderung tidak percaya pada orang lain dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, nah inipun nilai karakter rekan anda yang bisa anda amati, dengan mengenal prinsip hidupnya, kita akan lebih peka bahwa rekan anda ini memiliki kepribadian yang cukup,baik atau sangat baik. Lantas, tunggu apa lagi, kenali prinsip diri anda. Dan pernahkah anda mendengar  kata visi dan misi?  visi dan misi adalah dua hal yang sangat penting bagi seseorang dalam menjalankan kehidupan. Visi dan misi ibarat komitmen yang menentukan langkah langkah yang akan diambil dalam kehidupan. Visi dan misi membuat seseorang akan senantiasa berbenah dalam menjalani kehidupannya. Tidak adanya visi dan misi hanya membuat kehidupan seakan tanpa tujuan.Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan atau lembaga dalam usaha mewujudkan Visi tersebut. Sudah mengenal prinsip, visi, dan misi, maka sudah selayaknya kita tahu karakteristik manusia adalah tegak, memiliki prinsip dan fleksibel bisa menempatkan diri dimanapun berada, karena manusia adalah makhluk social yang mampu memahami suatu keadaan.
            Mari kita tengok mengenai objek kajian filsafat, bahwa objek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek material filsafat adalah segala yang ada kajian filsafat bergelut dengan sebuah pengetahuan, Pada perkembangan ilmu terutama pada bidang kajian filsafat terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut yang pertama merupakan epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang ilmu pengetahuan atau Theory of Knowledge.
Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang mengkaji tentang usaha dan upaya untuk mencari tahu suatu kebenaran secara hakiki. Epistemologi akan terus mengkaji tentang suatu fakta sampai pada batas yang tidak dapat dikaji lagi. Batasan dari epistemologi merupakan adalah batasan dari pola pikir manusia, sehingga kebenaran sejati yang tidak dapat dicapai oleh manusia adalah milik tuhan semata.
Di dalam hakikat pengetahuan dalam pandangan epistimologi  matematika telah diketahui secara luas bahwa 2 + 2 = 4 jadi memang sudah tentu benar dan pasti dan objek kajian filsafat ini sangat memberi harapan untuk dunia agar dapat menjalani kehidupan seperti dalam penggunaan uang, jual beli, transaksi ada uang pas ada uang kembalian, disini manusia di dunia ini menggunakan objek kajian filsafat secara pasti misal ibu mempunyai uang Rp 2.000 dan ibu membeli garam seharga Rp 1.500 maka berapakah sisa uang ibu? Seluruh manusia di dunia ini tahu bahwa sisanya adalah 500 rupiah, dan ini salah satu objek kajian dari epistimologi.
Jadi mau atau tidak mau, semua yang berada di dunia ini berhubungan dengan filsafat, maka dari itu, tunggu apa lagi untuk mencari tahu dan mulai berfikir secara logis. Peranan Epistemologi sangat besar dalam peradaban dan tingkat pendidikan manusia, karena suatu peradaban dipengaruhi oleh pengetahuan.
Yang kedua ada ontology, bahwa Ontologi membahas masalah ada dan tiada. Ilmu itu ada, tentu ada asal-muasalnya. Ilmu itu ada yang nampak dan ada yang tidak nampak. Dengan berfikir ontologi, manusia akan memahami tentang eksistensi sebuah ilmu. Yang ketiga adalah Epirisme memilih pengalaman sebagai sumber utama .Pengalaman yang dimaksudkan dengannya ialah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia saja, jadi kita selaku manusia yang menjadi agen perubahan bersyukur ada ilmu yang mencari suatu kebenaran agar tidak bertambahnya kebodohan di dunia yang fana ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar